Sebelas Duabelas dengan Love Language, Ini Arti Kata Apology Language yang Viral di TikTok

By Andriana Oky, Kamis, 14 Desember 2023 | 19:15 WIB
Arti kata Apology language

Arti kata Apology language

GridPop.ID - Selain love language ada juga istilah gaul apology language.

Istilah apology language ini sudah mulai viral di TikTok.

Lantas apa arti kata apology language? Dan apa perbedaannya dengan love language?

Melansir TribunTrends.com, apalogy language jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah bahasa permintaan maaf.

Setiap orang memiliki cara berbeda untuk mengungkap rasa penyesalan.

Dan tidak semua orang bisa menyampaikan permintaan maaf.

Seorang psikolog bernama Jennifer Thomar memaparkan 5 jenis bahasa permintaan maaf yang ramai belakangan ini.

Apology language ini biasanya disertai dengan seseorang menyebutkan hal atau tindakan yang menurutnya salah di mata orang lain.

Baca Juga: Arti Kata Manners yang Viral di TikTok Usai Unggahan Sarah Sechan Diduga Sindir Nagita Slavina

Pada apology language ini, seseorang bisa menyebutkan kesalahan yang dilakukan dan mengapa hal tersebut dianggap salah.

Misalnya kamu minta maaf karena sudah menghilangkan barang, kemudian menawarkan untuk mengganti dengan yang baru.

Dalam menunjukkan bahasa permintaan maaf ini, seseorang berjanji untuk berubah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Sering kali, orang yang bersalah akan rela menunggu sampai seseorang siap dan bersedia memaafkannya untuk memberikan pengampunan.

Apa apology language-mu?

Baca Juga: Arti Kata Binsik yang Mulai Viral di TikTok, Ternyata Berkaitan dengan Dunia Militar

Arti kata Love Language

Melansir laman Sonora.ID, Istilah ini mengacu pada cara yang disukai seseorang untuk mengungkapkan cinta kepada—dan menerimanya dari—pasangan.

Love Language sekarang sering digunakan secara umum untuk merujuk pada berbagai metode mengungkapkan cinta, tetapi konsep dan istilah tersebut diperkenalkan oleh penulis dan konselor Dr. Gary Chapman.

Lima Love Language

Buku Chapman "The 5 Love Languages" pertama kali diterbitkan pada tahun 1992. Sebelum menulis buku tersebut, Chapman mulai memperhatikan pola pada pasangan yang dia konseling.

Dia menyadari bahwa pasangan itu salah memahami kebutuhan satu sama lain.

GridPop.ID (*)

Baca Juga: Sebelas Duabelas dengan Selingkuh, Ini Arti Kata Roaching yang Viral di TikTok