Semua persiapan pernikahan, mulai dari undangan, dekorasi, MUA, hingga makanan, telah disiapkan jauh-jauh hari.
Namun, H-1 acara, ayah Windy mengalami pendarahan dan harus segera dibawa ke rumah sakit.
”Semuanya sudah disiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari menyebar undangan, memesan dekorasi, MUA, hingga makanan. Namun H-1 bapak saya pendarahan dan harus saya larikan ke rumah sakit,” ujar Windy saat ditemui awak media di KSH Pati, Kamis (4/1/2024).
Windy, perempuan asal Keluarahan Kalidoro, Kecamatan Pati ini segera memberitahu kondisi ayahnya kepada calon suaminya.
Keduanya kemudian meminta izin kepada rumah sakit untuk melangsungkan ijab kabul di ruang rawat inap, karena ayah Windy ingin menyaksikan momen tersebut.
Beruntungnya, pihak KSH Pati memberikan izin untuk melaksanakan ijab-kabul di ruang rawat inap selama tidak mengganggu proses perawatan pasien.
Saat acara akad nikah, Windy dan Mahardika mengenakan busana adat putih khas pengantin Muslim Jawa, dan suasana isak tangis haru tercipta.
Perasaan campur aduk menyelimuti Windy dan Mahardika, di mana kesedihan mereka karena sakitnya ayah Windy berbaur dengan kebahagiaan karena mereka masih bisa melaksanakan pernikahan di hadapan ayah yang sedang sakit.
Setelah selesai akad nikah, keduanya kembali ke rumah untuk menyambut tamu resepsi.
Manajer PR dan Marketing KSH Pati, dr Laurentina Karissa Komala Dewi, menyatakan bahwa rumah sakit memperbolehkan prosesi akad nikah di ruang rawat inap selama tidak mengganggu proses perawatan pasien.