Orang atau pasangan yang memilih untuk hidup childfree sering kali melakukannya berdasarkan alasan-alasan seperti kebebasan pribadi, tanggung jawab lingkungan, atau keinginan untuk fokus pada hubungan, karier, dan hobi.
Pilihan Hidup
Menjadi childfree dianggap oleh banyak orang sebagai komitmen jangka panjang atau bahkan permanen untuk tidak memiliki anak, yang mencerminkan nilai-nilai dan prioritas pribadi mereka, bukan hanya keadaan sementara atau ekonomi.
Kesimpulan
Perbedaan utama antara DINK dan childfree terletak pada fokus dan motivasi di balik keputusan tersebut.
DINK lebih menekankan pada struktur ekonomi rumah tangga dan mungkin bersifat sementara atau berubah seiring waktu, sedangkan childfree adalah pilihan gaya hidup yang lebih berbasis pada nilai dan identitas pribadi, dengan komitmen untuk tidak memiliki anak sebagai unsur utamanya.
Kedua istilah tersebut mencerminkan keputusan dan preferensi yang beragam dalam masyarakat tentang cara hidup, perencanaan keluarga, dan prioritas pribadi.
Asal Usul Istilah Dink
Melansir dari laman tribuntrends.com, meski bisa dibilang baru populer akhir-akhir ini, dink sebenarnya istilah yang sudah ada sejak tahun 80-an.
Istilah dink pernah dilaporkan ke Los Angeles Times pada tahun 1987, tapi ternyata sudah sempat muncul di majalah New York sebelumnya.
Dink dianggap sebagai sesuatu yang melawan tradisi pada masa itu. Pasalnya, tahun 80-an adalah generasi baby boomer.
Baby boomer ialah masa di mana keluarga memiliki banyak anak. Berbeda dari generasi milenial yang dibatasi dua anak cukup.
Kala itu, gaya hidup dink atau tanpa anak disambut dengan rasa jijik. Namun, berbeda dengan saat ini.
Kini, banyak pasangan menikah yang mulai mempertimbangkan hidup tanpa anak.
GridPop.ID (*)