Di sisi lain, suaminya selalu mendukung dan membantunya merawat anak mereka.
Unggahan wanita tersebut menjadi sorotan dan menuai dukungan dari warganet.
"Tak usah khawatir kak, bilang saja padaku, jangan pikirkan perawatnya, dengarkan saja apa yang mereka katakan karena apa yang mereka katakan adalah demi kebaikanmu sendiri", tulis seorang netter.
"Katakan saja mbak, kamu siap punya anak lagi. Tidak apa-apa hamil lagi kalau memang tidak ada risikonya", tambah warganet lain.
Risiko jarak kehamilan terlalu dekat
Mengutip Kompas.com, risiko jarak kehamilan terlalu dekat berdampak pada kesehatan ibu dan calon bayi, di antaranya:
- Kondisi fisik dan mental ibu belum pulih benar
Dilansir dari Antara, setelah melahirkan, fisik dan mental ibu butuh waktu untuk pulih sampai siap hamil lagi. Kondisi fisik dan mental ibu hamil lagi belum prima karena masih menyusui, kurang tidur, merawat bayinya, dan terkadang bekas jahitan atau luka melahirkan masih terasa nyeri.
- Meningkatkan risiko anemia saat hamil
Baca Juga: Kesaksian Suami saat Istri Dipaksa Lahiran Normal Padahal Posisi Bayi Sungsang
Dikutip dari Women’s Health, jarak kehamilan terlalu dekat juga berisiko meningkatkan anemia pada ibu hamil. Pasalnya, ibu biasanya masih menyusui dan cadangan nutrisinya belum kembali optimal setelah persalinan.
- Ibu bakal lebih sering kontraksi palsu
Ketika masih aktif menyusui bayinya, ibu bakal melepaskan hormon oksitosin. Efek pelepasan hormon ini bisa membuat kontraksi palsu saat hamil jadi lebih sering dan lebih kencang. Selain itu, kehamilan juga bisa membuat produksi ASI makin seret.
- Meningkatkan risiko bayi lahir prematur
Dilansir dari Guardian, jarak kehamilan kurang dari setahun dari persalinan sebelumnya memiliki risiko melahirkan bayi prematur sebanyak 8,5 persen lebih tinggi dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan ideal.
Risiko ini naik jadi 40 persen apabila jarak kehamilan kurang dari enam bulan.
- Bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah
Studi menunjukkan, ibu yang hamil lagi kurang dari 1,5 tahun sejak persalinan sebelumnya memiliki risiko 61 persen lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, dibandingkan ibu yang hamil lagi selang minimal 1,5 tahun dari persalinan sebelumnya.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Innalillahi, Kiky Saputri Alami Keguguran di Usia Kandungan 10 Minggu: Selama Ini Aku Pikir Aku Kuat