GridPop.id - Ini adalah sebuah dilema.
Knalpot racing tak diizinkan dipakai di jalan.
Di satu sisi knalpot racing mengganggu lantaran karena suaranya yang bikin bising.
Akan tetapi di sisi lain pembuat knalpot racing adalah industri kreatif alias UMKM yang didukung pemerintah.
Namun kabar baik itu datang ketika Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah datang ke Expo (11-12/3) yang digelar pelaku UMKM se-Eks Karesidenan Banyumas.
Baca Juga : Sempat Tertindih Balok Kayu Selama 5 Jam , Bayi Lima Bulan Ini Selamat dari Banjir Bandang Sentani
Ganjar berbincang dengan para pelaku UMKM dan dapat masukan keluhan-keluhan yang dialami pengrajin knalpot dari Purbalingga.
"Knalpot buatan Pubalingga menurut saya keren, tapi saya disambati (minta tolong-red) pengrajin, kami modifikasi knalpot ini batasannya apa, polisi harus duduk bersama, ini karya yang harus dilindungi, karena ini potensi. Polisi saya harap bisa mendampingi," jelas Ganjar Pranowo lewat twitter @humasjateng.
Ganjar dapat keluhan dari pengrajin knalpot Purbalingga karena pengguna knalpot racing knalpot aftermarket ditilang polisi.
Para pengrajin kepengin tahu batasan apa supaya knalpot buatan mereka memenuhi standar, supaya tiak lagi kena tilang.
Penggiat knalpot Purbalingga agar memenuhi standar polisi salah satunya Edi Nurmanto, pemilik merek knalpot Abenk.
Orang seperti Edi alias Abenk memang harus dibina karena memajukan ekonomi nasional.
Abenk punya dua tempat usaha, di Bogor di Jl. Tumenggung Wiradiredja No. 98 Cimahpar, Bogor.
Satunya lagi di Purbalingga di Jl. Perintis No. 18, Grecol, Kalimanah, Purbalingga.
Foto: Humas Pemprov Jateng
Para pengrajin knalpot Purbalingga seperti Abenk ini banyak tersebar di kota-kota lain.
Banyak tenaga kerja yang diserap dan bisa memajukan ekonomi nasional.
Apalagi sekarang banyak serbuan knalpot luar negeri dari Eropa dan Amerika.
Kehadiran knalpot-knalpot luar harus bisa dibendung oleh produk nasional.
Baca Juga : KDRT dan Perselingkuhan, 2 Masalah yang Bakal Jadi Pemicu Ashanty Ceraikan Anang Hermansyah
Namun menurut Abenk banyak meniru knalpot dari luar negeri jadinya tidak kreatif dan berbahaya.
Padahal knalpot buatan Purbalingga ini sudah bersaing dari bentuk dan tampilan sudah bagus, juga mutunya tidak kalah.
Bahkan para pengrajin Purbalingga ini sudah mulai dilirik seperti Yayasan Astra yang berkunjung.
Juga knalpot mobil AMMDES (Anggkuta Pedesaan) program dari pemerintan konon rencanannya knalpotnya dari Purbalingga ini.
Komentar