GridPop.ID - Penggunaan alat kontrasepsi sering kali menjadi pilihan seorang ibu untuk menunda kehamilan.
Meskipun dokter lebih menganjurkan untuk menggunakan kontrasepsi alami.
Alat kontrasepsi yang biasa dipilih untuk menunda kehamilan pun bermacam-macam.
Mulai dari pil, suntik, vasektomi, kontrasepsi darurat, kontrol kelahiran, implan hingga alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) seperti IUD.
Penggunaan setiap alat kontrasepsi ini memiliki efek samping.
Seperti yang terjadi pada seorang ibu berusia 25 tahun setelah memasang IUD.
Baca Juga : Miris! Lama Menjomblo, Pemuda 27 Tahun Tewas Gantung Diri Karena Bosan Buat Kopi Sendiri
Melansir dari Intisari Online, wanita tersebut bernama Tanai Smith, dari Baltimore, Amerika Serikat.
Ia kehilangan indung telur, rahim dan jari kakinya setelah AKDR-nya masuk ke dalam perutnya.
Awalnya, Smith ditawari alat kontrasepsi enam minggu setelah melahirkan putrinya di tahun 2014.
Baca Juga : Miris, sang Anak Babak Belur Dihajar Ayahnya Karna Tak Selesaikan PR Tepat Waktu
Kontrasepsi tersebut akan efektif selama lima tahun.
Namun yang terjadi saat pemeriksaan tahunan justru mengejutkan.
Pada tahun 2017, seorang ginekolog mendeteksi adanya masalah pada alat kontrasepsi tersebut.
Ginekolog tersebut tidak menemukan IUD yang sudah terpasang dan menyuruh Smith untuk melakukan USG.
Dari hasil USG juga menunjukkan tidak adanya IUD.
"Suatu saat di bulan November saya di tempat kerja mulai merasakan sakit yang tajam di sisi kanan bawah perut saya dan yang pertama terpikir apakah ini IUD?" tulisnya.
Baca Juga : Miris, Tiga Anak Merasa Bingung saat sang Ibu Meninggal di Dalam Bus, Anaknya: Mamah Kenapa Tidur Terus
Ia kemudian dibawa ke ruang gawat darurat dan di rontgen.
Hasil rontgen menunjukkan bahwa AKDR-nya menempel di perutnya.
Oleh dokter obgyn, Smith dianjurkan untuk operasi.
Baca Juga : Miris! Iri dengan Pacar Anaknya, Ayah Ini Tega Menyetubuhi Anak Kandungnya Sendiri Selama 5 Tahun
"Ia bilang saya harus dioperasi. Saya bertanya, bagaimana mereka mengeluarkannya, dan dia bilang mereka akan memotong tepat di bawah pusar dan menggunakan endoskopi."
Namun, setelah operasi pemotongan, AKDR yang ada di dalam perut Smith justru pecah berkeping-keping dan 'lari' ke livernya.
"Setelah operasi, ibu saya diberitahu bahwa ketika mereka mengoperasi, indung telur saya hitam dan mereka harus melakukan histerektomi. Setelah operasi saya mengalami syok septik hingga saya berada di ICU selama beberapa minggu."
Baca Juga : Miris, Seorang Pria Meninggal Dunia dengan Beberapa Organ Tubuh Hilang
Smith mengatakan organ-organ tubuhnya mulai gagal berfungsi, dan dia ditempatkan pada ventilator.
Selama berminggu-minggu, Smith berada jauh dari putrinya karena ia tak ingin putrinya ketakutan melihat peralatan medis.
"Pada akhir minggu ketiga saya di rumah sakit, sensasi kembali ke tangan saya sementara jari-jari kaki saya mulai menghitam akibat nekrosis, kematian jaringan karena kehilangan aliran darah," tulisnya.
"Pada tanggal 2 Februari, hampir dua bulan setelah operasi pertama saya, saya akhirnya dipulangkan dengan prognosis yang membayangi saya selama berbulan-bulan: Ketika saya merasa siap, saya harus kembali untuk menghilangkan semua jari kaki di kaki kiri saya dan ujung jari kaki kanan saya."
Smith akhirnya diamputasi jari kakinya pada awal Mei, dan mengatakan dia tidak dapat kembali ke sekolah atau salah satu pekerjaan paruh waktunya.
Dia mengatakan bahwa dia diberi tahu bahwa IUD dipasang terlalu cepat setelah melahirkan dan pemulihan rahim mendorongnya ke atas, atau pengetatan otot-ototnya selama setiap siklus menstruasi memaksa perangkat itu ke atas.
(*)
Source | : | intisari,Suar.grid.id |
Penulis | : | Bunga Mardiriana |
Editor | : | Bunga Mardiriana |
Komentar