GridPop.ID - Masyarakat global tampaknya harus lebih memperhatikan keadaan bumi.
Bagimana tidak, pemanasan global membuat lapisan es dan gletser di beberapa wilayah mencair dengan cepat.
Mengutip dari Wikipedia, gletser adalah sebuah bongkahan es besar yang terbentuk atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu geologi.
Baca Juga : Mengejutkan! Tiba-tiba Ada Mayat Ditemukan dalam Sebuah Pesta Pernikahan yang Digelar di Hotel Mewah
Salah satu gletser yang mencair akibat pemanasan global adalah gletser di Gunung Everest.
Parahnya, cairnya gletser tersebut membuat apa yang terkubur di bawah es selama puluhan tahun mulai bermunculan.
Termasuk jenazah para pendaki yang meninggal.
Baca Juga : Mengejutkan! Tiba-tiba Ada Mayat Ditemukan dalam Sebuah Pesta Pernikahan yang Digelar di Hotel Mewah
Melansir dari Science Alert via Kompas.com, operator ekspedisi Himalaya melaporkan setidaknya sudah ada ratusan orang yang tewas sejak tahun 1990-an.
Mereka semua tewas saat mencoba mendaki gunung tersebut.
Kebanyakan dari mereka masih terkubur di bawah salju.
"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser mencair dengan cepat," kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.
Masyarakat setempat masih saling bahu-membahu mengatasi masalah ini.
Pemerintah Nepal juga tidak tahu bagaimana cara menanganinya.
Baca Juga : Mayat Wanita Hamil Ditemukan Terapung di Sungai, Korban Dibunuh Kekasihnya saat Kondisi Melahirkan
Untuk menurukan jenazah, mereka membutuhkan biaya yang cukup fantastis yakni antara 40.000 hingga 80.000 dolar AS atau sekitar Rp 572 juta sampai 1,145 miliar.
Sementara itu jenazah yang tertinggal di gunung ditutupi warga dengan salju dan batu.
"Pendaki lain sudah siap mental melihat pemandangan seperti itu," tambah Tshering Pandey Bhote, wakil presiden Asosiasi Pemandu Gunung Nasional Nepal.
Nggak hanya mayat, cairnya es di akibat pemanasan global juga menguak adanya penyakit kuno.
Masih melansir dari Kompas.com, sebuah studi yang diterbitkan PNAS pada tahun 2015 mengungkap sebuah virus berusia 30.000 tahun pernah ditemukan di lapisan es Kutub Utara.
Hal tersebut tentu saja mengkhawatirkan bila suhu mengalami kenaikan maka meningkat pula penyakit yang mematikan itu.
Hingga saat ini, cairnya gletser memang jadi kekhawatiran di seluruh dunia.
Bahkan sejak awal abad 20, gletser di planet ini sudah berkurang dengan cepat. (*)
Source | : | Kompas.com,wikipedia |
Penulis | : | Bunga Mardiriana |
Editor | : | Bunga Mardiriana |
Komentar