Saat sebagian besar penduduk Kota Pamekasan masih lelap, kesibukan yang menegangkan sudah tampak di penjara yang terdapat di sana.
Karena hari itu merupakan hari terakhir bagi terpidana mati Bobby (nama samaran).
Pengadilan telah menjatuhkan vonis hukuman mati atas sederet kejahatan yang dilakukannya.
Berhadapan dengan 12 penembak
Dengan mata tertutup kain merah dia telah diikat pada dua tiang tegak lurus dengan celah ± 10 cm di belakang tubuhnya.
Di belakang tiang diberi tumpukan karung berisi pasir untuk menahan laju peluru.
Badan besar sedikit gemuk itu diikat agar tetap berdiri tegap sebelum eksekusi dan tidak jatuh tersungkur setelah menjalani hukuman mati.
Kepalanya juga diselubungi kantung kain agar mimiknya tidak terlihat regu tembak.
Di atas dua bilah papan, telapak kakinya yang telanjang itu ikut menahan beban tubuhnya.
Di sekeliling kakinya diberi daun-daun kelor yang konon merupakan "penawar" bila seseorang mempunyai jimat.
Saya berada tak jauh di depannya mengamati apakah posisinya sudah benar dan ikatan talinya cukup kuat.
Detik-detik terakhir sebelum peluru menghunjam tubuhnya, tiba-tiba dia memanggil-manggil nama saya.
"Pak Darto, pak Darto (bukan nama sebenamya)!" Saya terkejut dan mendekat.
"Pak Darto, dengan ini saya mengucapkan terima kasih. Bapak sudah memberitahu akan dilaksanakannya hukuman mati kepada saya. Saat ini pula saya menyesal atas perbuatan yang saya lakukan. Saya menitipkan jenazah saya nanti pada Pak Darto dan minta tolong diserahkan kepada keluarga saya," pintanya.
Bulu kuduk saya berdiri mendengar kata-katanya. Kesempatan ini saya pergunakan untuk memberi pengertian kepadanya, bahwa saya hanya sebagai petugas yang mendapat perintah untuk melaksanakan hukuman mati.
Dia menjawab, "Saya tahu."
Kemudian saya lanjutkan, "Sebentar lagi Saudara akan menghadap Tuhan, persiapkanlah diri Saudara baik-baik."
Lalu, dia mengucapkan terima kasih untuk terakhir kalinya. Regu tembak yang terdiri atas dua belas orang tamtama dan seorang bintara dibawah pimpinan seorang perwira telah berdiri berjajar berhadapan dengan tereksekusi.
Jarak yang memisahkan mereka ± 6 m. Senapan yang baru mereka terima pagi hari itu telah mengarah ke jantung Bobby.
Di antara senjata itu ada yang berisi peluru dan ada pula yang kosong. Salah seorang dari mereka berdiri di belakang regu tembak sambil memegang baterai untuk menerangi terhukum.
Komentar