GridPop.ID - Kasus buaya yang membahayakan nyawa manusia memang bukan hal baru.
Beberapa waktu lalu misalnya, dikutip GridPop.ID dari Grid.ID, Sabtu (4/5), tewasnya Deasy Tuwo di kolam buaya CV Yosiki, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara hari Jumat (11/1/2019) lalu menggegerkan publik.
Pasalnya korban ditemukan dengan kondisi yang sudah tidak utuh akibat dimakan buaya.
Baca Juga : Lengan hingga Kaki, Detik-detik Isi Perut Buaya 4 Meter Ini Dibedah Berisi Penuh Potongan Tubuh Manusia!
Hingga kini kematian Deasy Tuwo masih menjadi misteri.
Apakah ia memang benar-benar mati karena diterkam buaya atau sudah tak bernyawa sebelum dilahap oleh buaya tersebut.
Namun, di sisi lain rupanya ada manusia yang bisa hidup rukun dengan binatang buas tersebut.
Baca Juga : Mengerikan, Potongan Tubuh Manusia Ditemukan Dalam Perut Buaya di Maluku dan Dikeluarkan Satu Persatu
Dikutip dari mStar via Intisari, fenomena tersebut terjadi di Sungai Kesang, saya Laut, Johor Tangkak, Malaysia.
Keberadaan reptil di wilayah ini dianggap bukan sebagai ancaman.
Mereka tidak pernah menggangu manusia yang memiliki aktivitas di sungai tersebut.
Dikatakan, ada sekitar 100 buaya di sungai tersebut dan beberapa di antaranya ada yang memiliki panjang hingga 20 meter.
Ketua Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Kesang, Rosman Selamat (48), mengatakan buaya tidak pernah memprovokasi nelayan yang melintas hendak ke laut.
Karena fakta bahwa manusia juga tidak pernah menggangu populasi buaya di sungai Kesang.
Baca Juga : Ceroboh, Panji Petualang Terpeleset dan Nyaris Kehilangan Nyawa karena Diterkam Buaya, Penonton Histeris!
"Sejak kecil, kita tahu keberadaan buaya di sungai ini, jadi ketika dewasa dan menjadi seorang nelatan, sudah tahu yang akan terjadi jika melintas sungai," katanya.
"Faktanya, kami belum pernah menemukan ada penduduk desa yang memiliki konflik dengan buaya, karena buaya seperti teman kita," lanjutnya.
Baca Juga : Ngeri, Warga Bertaruh Nyawa Lintasi Jembatan Gantung di Atas Sungai Sarang Buaya Raksasa
"Puluhan tahun kita bekerja, konsekuensinya harus timbul, tetapi mereka tidak memberikan ancaman," tambahnya.
Menurut cerita lama yang berkembang, nelayan sebelumnya pernah membuat perjanjian dengan buaya di sungai Kesang.
Mereka melepaskan buaya yang tertangkap dalam kandang.
Di saat buaya yang terjebak dalam jaring dilepaskan, sedangkan buaya tidak akan menyerang manusia.
"Jadi buaya dewasa tidak akan mengganggu nelayan. Itu selalu saya katakan kepada para nelayan untuk melepaskan jaring yang menjebak buaya," katanya pada mStar.
Seolah-olah untuk menghormati nelayan yang hendak ke laut, buaya tersebut melarikan diri ketika suara mesin kapal mulai berbunyi.
"Kami tidak perlu repot memasang jebakan, karena buaya tidak akan mendekati kami," katanya.
Baca Juga : Lagi, Buaya Terkam Warga di NTT Saat Sedang Mencari Udang, Hanya Tersisa Beberapa Potongan Tubuh Korban
"Begitu dia mendengar suara mesin, mereka akan menghilang dan pergi ke tempat lain, konsekuensinya hanya mereka akan muncul saat mesin dimatikan," tambahnya.
"Namun, mereka juga tidak akan menyerang kami, bahkan tidak mendekat," terangnya.
Namun, fenomena yang terjadi empat tahun lalu itu kini hanya menjadi sebuah cerita saja.
Baca Juga : Ngeri, Selain Tulang Belulang , Benda Ini Ditemukan Dalam Perut Buaya Pemakan Manusia
Akhir-akhir ini buaya nampak telah mengubah sikapnya.
Pasalnya, habitat mereka mulai terusik dengan Hulu Sungai Kesang yang dihancurkan karena proyek irigasi.
Dulu, buaya sering terlihat menampakkan diri dan bahkan puluhan telur buaya sering ditemukan.
Namun, kini buaya sudah jarang terlihat.
Baca Juga : Buaya Merry Pemakan Manusia di Otopsi, Di Perutnya Ditemukan Pakaian Bercampur Tulang Belulang Manusia
Rosman menyampaikan kekhawatirannya kepada nelayan ketika reptil sekarang sering menampakkan diri di dermaga.
Hal itu tentu berbahaya karena, nelayan terkadang mencuci perahu mereka di dermaga pada malam hari.
Untuk memastikan keselamatan para nelayan, Departemen Satwa dna Taman Nasional memasang tanda peringatan kepada publik dan juga pengunjung.
Baca Juga : Jawaban Polisi tentang Beredarnya Kabar Deasy Tuwo Dibunuh dan Dimasukkan ke Kandang Buaya
Meski demikian, hingga saat ini belum ada penduduk sekitar yang menjadi korban buaya.
"Keunikan dari fenomena ini sebenarnya dapat mendorong nelayan untuk meningkatkan pendapatan jika menyediakan layanan pengankut perahu," Abdul Alim Shukor, petugas setempat.
"Hewan-hewan ini tidak akan menyerang jika cukup makan, dan mungkin buaya tidak akan pernah mengganggu manusia," tambahnya.
Namun, dia menyarankan pengunjung sungai untuk tetap menjaga kebersihan dan tidak mengganggu buaya. (*)
Source | : | Intisari,Grid.ID,MSTAR |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar