GridPop.ID - Kabar Ibu Kota Indonesia akan dipindahkan membuat publik terhentak.
Hal itu diputuskan oleh Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Hingga kini, kabar pemindahan Ibu Kota Indonesia sendiri masih menjadi perhatian khusus.
Baca Juga : Cek Secara Detail, Jokowi Justru Sebut Tiga Pulau Ini Saat Ditanya Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia
Pemerintah sendiri sudah mulai melakuakn persiapan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa, yakni Kalimantan.
Terlihat dari kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) di sejumlah wilayah di Kalimantan.
Mengutip dari Antara News, Selasa (7/5/2019), Presiden Joko Widodo meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang diusulkan sebagai calon lokasi pemindahan Ibu Kota NKRI.
Baca Juga : Selamat Tinggal Jakarta! Ibu Kota Pindah ke Luar Jawa, Ini Tiga Lokasi yang Jadi Pilihan
Di kawasan Bukit Soeharto itu juga melintas Tol Samarinda-Balikpapan yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian dan pada akhir 2019 diharapkan sudah selesai.
"Tinggal 14 persen lagi sehinnga akhir 2019 diharapkan sudah selesai," ucapnya.
Kepala Negara itu juga menyebutkan baik Balikpapan maupun Samarinda sudah memiliki bandara sehingga dari sisi infrastruktur akan memudahkan mobilitas orang maupun barang.
Baca Juga : Tak Ngaku Seorang Gubernur untuk Pesan Ambulans, Petugas Terkejut Tak Percaya usai Melihat Siapa Pemesannya!
Lalu, seperti apa situasi dan kondisi Bukit Soeharto itu?
Dikutip dari Kompas.com, Bukit Soeharto yang menjadi sebagai salah satu lokasi calon ibu kota baru itu populer dengan nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur.
Diketahui, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto memiliki luas 61.850 hektar.
Baca Juga : Edan! Anaknya Melahirkan di Usia 14 Tahun, Sang Bunda Gusar Lalu Ratakan Payudara Putrinya
Lokasi taman hutan rakyat ini berada di dua kabupaten, yaitu Kabupetan Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kawasan ini terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan safari dengan luas 19.865 hektar, taman wisata 4.400 hektar, hutan pendidikan 1.500 hektar, Hutan Penelitian Pusat Rehabilitasi Hutan Tropis Unmul 22.183 hektar, Wanariset Samboja 3.504 hektar, dan area perkemahan pramuka 2.700 hektar.
Lokasinya bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Samarinda atau 45 menit dari Balikpapan dengan jalan darat.
Baca Juga : Hancurkan Barcelona 4-0 dan Melaju ke Final, Liverpool Ulangi Malam Penuh Sejarah
Sebagian kawasan kini dilewati tol Balikpapan-Samarinda, tol senilai Rp 6,2 triliun itu melintas sepanjang 24 km di dalam Tahura Bukit Soeharto yang juga termasuk kawasan konservasi.
Awang Faroek yang kala pembangunan tol menjabat sebagai Gubernue Kaltim memastikan, jalan tol tidak akan merusak kawasan konservasi tersebut.
Sedikitnya, ada tiga sungai besar yang bermuara di Sungai Mahakam di daerah ini.
Baca Juga : Baru Sebulan Menikah, Syahrini Kini Sebut Kelakuan Suaminya Seperti Kanebo Kering
Seperti dikutip dari tulisan berjudul "Bukit Soeharto Hanya untuk Konservasi" yang tayang di Harian Kompas pada 3 September 2001, keberadaannya dinilai bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak.
Kawasan ini pun diperuntukkan sebagai etalase hutan tropis basah di Kaltim, penyeimbang iklim makro, serta daerah resapan air.
Suasana Bukit Soeharto pun bisa dilihat melalui Google Street View.
Baca Juga : Santai Tak Diundang Syahrini, Melaney Ricardo Gelar Perhelatan Super Mewah di Lokasi yang Sama
Sayangnya, kawasan ini kerap menjadi lokasi tambang batu bara ilegal.
Pembalakan kerap terjadi dan kondisinya tak karuan.
Pada tahun 2001, Bupati Kutai kala itu, Syaukani HR, sempat menyatakan keinginannya untuk menambang batu bara di Bukit Soeharto.
Baca Juga : Tak Hadiri Pernikahan Adiknya, Nana Mirdad Banjir Hujatan, Ada Apa?
Alasannya, keberadaan lapisan batu bara di Bukit Soeharto sangat mudah terbakar pada saat udara panas sehingga kerap dianggap sebagai pemicu kebakaran hutan.
Oleh karena itu, penanaman kembali untuk saat ini kurang bermanfaat.
Menurut dia, lapisan batu bara yang ada harus diangkat terlebih dahulu, kemudian direklamasi dan ditanami kembali.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi pertama yang dikunjungi Presiden dalam melakukan peninjauan awal terkait kelayakan calon ibu kota.
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kita datangi siang hari ini," ujar Presiden Jokowi usai melakukan peninjauan seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana.
Selama peninjaun berlangsung, Jokowi mendapatkan paparan dari Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.
Setelah Kaltim, Selasa malam, Jokowi telah tiba di Kalimantan Tengah.
Rencananya, Jokowi akan mengunjungi lokasi calon ibu kota baru yang ada di provinsi tersebut. (*)
Source | : | Kompas.com,Harian Kompas,ANTARA News |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar