GridPop.id - Kasus ancaman pemenggalan kepala Jokowi oleh seorang pria menuai kontroversi.
Kasus tersebut sekarang sudah ditangani pihak kepolisian.
Pelaku sudah ditangkap di salah satu perumahan di Bogor, Jawa barat.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ( BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak menilai kasus dugaan makar yang menjerat seorang pria berinisial HS (25) sebagai bentuk ketidakadilan hukum.
Baca Juga : Dulu Sering Mendapat Cibiran, Mantan Asisten Uya Kuya Ciripa Kini Sukses Kumpulkan Pundi-pundi Kekayaan!
HS dikenakan pasal makar karena mengancam memenggal Presiden Joko Widodo. Ancaman itu ia lontarkan saat demo di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, pada Jumat (10/5/2019) siang.
"Dalam penegakan hukum yang paling penting adalah rasa keadilan, bagi saya polisi terang mempertontonkan ketidakadilan yang telanjang dan vulgar," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin (13/5/2019).
Dahnil membandingkan kasus tersebut dengan kasus serupa yang pernah terjadi pada Mei 2018 silam. RJ alias S (16) menghina Presiden Jokowi melalui sebuah video.
Kemudian Dahnil juga menyinggung kasus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Kuasa hukum Fadli melaporkan pemilik akun Twitter @NathanSuwanto, Nathan P Suwanto yang dianggap telah mengancam Fadli melalui kicauannya.
Selain itu, Dahnil juga mencontohkan kasus dugaan ujaran kebencian politisi Partai Nasdem Viktor Laiskodat dalam pidatonya di Kupang, NTT pada 1 Agustus 2017 lalu.
Baca Juga : Muzdalifah Tepar di Malam Pengantin, Fadel Islami Deg-degan Rangkul Sang Istri dengan Raut Wajah Tak Biasa
Ia menuduh empat partai yakni Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN mendukung adanya khilafah karena menolak Perppu Ormas.
Namun, Bareskrim Polri memastikan menghentikan sementara penyelidikan kasus ujaran kebencian politisi Nasdem, Viktor Laiskodat, sebab saat itu ia berstatus sebagai calon Gubernur NTT.
"Tengok bagaimana Viktor Laiskodat dengan terang benderang melakukan fitnah, dia aman dari jeratan hukum," tutur Dahnil.
"Jadi, bila laku ketidakadilan hukum seperti ini terus dipertontonkan pasti akan sangat berdampak buruk bagi stabilitas sosial kita, rakyat sama sekali tidak akan percaya dengan polisi, karena lebih banyak digunakan sebagai alat politik," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap HS di Perumahan Metro, Parung, Kabupaten Bogor pada Minggu (12/5/2019) pukul 08.00.
Baca Juga : Dihabisi di Dalam Kamar, Pelaku Mutilasi Benturkan Kepala Fera Oktaria dengan Keras Hingga Tewas dan Tangan Putus
Dari Video yang tersebar di media sosial, HS mengancam akan memenggal kepala Jokowi. Akibat tindakannya itu HS dikenakan pasal makar karena dianggap mengancam keamanan negara.
Selain dikenakan pasal makar, HS dikenakan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). HS melontarkan ancaman itu saat demo di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, pada Jumat (10/5/2019) siang.
Tindakannya yang mengancam memenggal Jokowi juga dilaporkan oleh Relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam organisasi Jokowi Mania.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar