GridPop.ID - Belum usai kasus mutilasi Fera Oktaria, kini muncul lagu kasus mutilasi seorang wanita di Malang, Jawa Timur.
Kasus tersebut terungkap setelah para pedagang di pasar mencium bau busuk.
Potongan tubuh wanita korban mutilasi tersebut ditemukan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang pada Selasa (14/5/2019).
Melansir dari Kompas.com, seorang pedagang yakni Muhammad Efendy (30) mengaku sudah mencium bau busuk sejak empat hari sebelum mayat tersebut ditemukan.
Bau busuk tersebut rupanya tercium sampai ke lantai bawah yang terdapat banyak kios.
Lantaran bau yang semakin menyengat, para pedagang berusaha untuk mencari sumber bau itu dan ternyata mereka malah menemukan potongan tubuh.
"Saya setiap hari lewat sini. Empat hari itu sudah tercium. Cuma kayak bau tikus. Kalau tajamnya baru kemarin," ujar Efendy.
Area tempat penemuan mayat tersebut kosong sejak terjadinya kebakaran pada tahun 2015.
Para pedagang memanfaatkan sebagian dari area tersebut untuk parkir.
Sebelum terbakar, area tersebut adalah Departemen Store Matahari.
Potongan tubuh korban ditemukan dalam kondisi terpencar menjadi enam bagian.
Dua kaki, dua tangan dan satu kepalanya ditemukan di bawah tangga menuju lantai 3.
Sedangkan potongan tubuhnya ditemukan di dalam toilet.
Baca Juga : Sering Diperlakukan Kasar dan Dipukul, Keluarga Curiga Fera Oktaria Dibunuh dan Dimutilasi Mantan Pacarnya
Selain potongan tubuh, polisi juga menemukan tiga tulisan di lokasi penemuan mayat korban.
Melansir dari Surya.co.id, dari tiga tulisan yang ditemukan, satu tulisan ditulis di kertas dan dua lainnya ditulis di dinding gedung menggunakan pulpen.
"Ada tiga tulisan dan sudah kami amankan sebagai barang bukti," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Dan yang terbaru, polisi juga menemukan nama dan kalimat di telapak kaki tubuh wanita yang dimutilasi di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang.
Melansir dari Kompas.com, di telapak kanan korban tertera tulisan 'sugeng'.
Sedangkan di telapak kiri tertera kalimat 'wahyu yang ku terima dari Gereja Comboran ketemu (tidak terbaca) sama kerabat (tidak terbaca)'.
Kalimat tersebut tertulis dengan huruf kapital.
Berdasarkan foto yang beredar, tulisan tersebut seperti tato di telapa kaki.
Namun ketika dicermati, tulisan itu terbentuk dari tusukan yang kemudian menghitam. (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Bunga Mardiriana |
Editor | : | Bunga Mardiriana |
Komentar