Tak hanya itu, kepolosan adik-adik yatim ini terlihat ketika mereka tengah melirik-lirik beberapa potong baju dan sepatu yang tertata pada etalase toko.
Saat adik-adik itu didekati dan diminta memilih baju apa saja yang disukai, Agus mengaku mendengar ada beberapa anak yang mengucapkan: "Boleh kak?", "Tidak dimarahi?", "Tidak apa-apa ini?", "Enggak kok, cuma mau lihat saja".
Salah satu relawan MAI, Fitriddiniyah Alam Nasyrah menyampaikan bahwa tiap anak diberi jatah Rp 500.000 untuk membeli baju.
Relawan pun membantu mengarahkan anak-anak yatim untuk mencari baju atau sepatu dengan diskon besar.
Namun, ada seorang anak yang membeli sedikit baju karena memberikan sisa uang kepada ibunya di rumah.
"Ada adik yang tanya 'sisa uang berapa?', ditanya kenapa, alasannya biar bisa diaksihkan ke ibunya," ujar Fitri.
Selain itu, Fitri bercerita bahwa ada juga adik-adik yatim yang takut naik eskalator, ada yang bingung dan takut memilih barang yang disukai, dan ada juga yang tidak bisa pakai sepatu yang kemudian dipakaikan oleh karyawan mall.
Source | : | Kompas.com,Facebook,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar