GridPop.ID - Seorang siswa tewas usai menjalani orientasi sekolah di SMA Taruna Indonesia di Palembang.
Dari hasil autopsi ditemukan luka-luka lebam di beberapa bagian tubuh korban.
Namun hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab korban meninggal dunia.
Baca Juga: Berbahaya, Jangan Coba-coba Panaskan Ulang 6 Jenis Makanan Ini, Jadi Racun Bagi Tubuh
Melansir dari Kompas.com, DBJ (14), salah satu siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, tewas usai mengikuti kegiatan orientasi yang berlangsung selama satu pekan, Sabtu (13/7/2019).
Kabar tewasnya DBJ itu disampaikan langsung oleh pihak sekolah kepada Aswin (46), yang merupakan paman korban.
Melansir dari Sripoku.com, Aswin mengungkapkan bahwa DBJ mengikuti serangkaian kegiatan yang melelahkan dan menguras tenaga.
Aswin mengatakan, diduga karena kelelahan usai longmarch dari Talang Jambi ke Sukabangun Palembang pada jam 01.00 WIB dini hari, DBJ tak sadarkan diri.
Selanjutnya DBJ sempat sadar saat dibawa ke RS Myria.
"Sebelumnya ketika dibawa oleh pihak sekolah ke rumah sakit Myria nyawa Delwin masih ada," ujar Aswin, paman korban.
"Namun ketika tiba dirumah sakit sudah tidak ada nafas lagi," tambah Aswin.
Kembali melansir dari Kompas.com, berikut empat fakta dari kematian siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang:
1. Jalan kaki sejauh 8,7 kilometer
Aswin mengatakan sebelum DBJ meninggal, keponakanannya berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer bersama siswa lainnya dalam kegiatan orientasi siswa.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 7 Model Plat Nomor yang Terjaring Razia Kendaraan, Segera Ganti
Perjalanan tersebut mereka tempuh dari Talang Jambe hingga ke kawasan Sukabangun, Palembang.
Namun, saat berjalan di parit selebar dua meter, korban mendadak pingsan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.
"Kami belum tahu penyebab meninggalnya karena apa, menurut penjelasan pihak sekolah keponakan saya itu sedang mengikuti kegiatan orientasi siswa," kata Aswin, saat berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.
2. Ada luka memar di bagian kepala dan kaki
Saat mengetahui DBJ meninggal secara mendadak, keluarga akhirnya melakukan autopsi terhadap korban untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya pelahar SMA Taruna itu.
"Tadi dilihat ada luka memar di bagian kaki. Saat ini sedang dilakukan autopsi. Kami juga sudah membuat laporan ke polisi," ujar dia.
Di sisi lain, dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Indra Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar ditemukan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki.
"Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada," ujar Indra.
3. Dilaporkan ke polisi
Kematian DBJ dilaporkan Berce ibu korban ke Polresta Palembang setelah anaknya tewas pada Sabtu (13/7) lalu.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, mereka telah memeriksa delapan orang saksi terkait kejadian tersebut.
"Yang diperiksa adalah pihak sekolah, karena mereka yang menggelar kegiatan. Ada 3 siswa teman korban juga kami periksa," kata Yon, Sabtu (13/7).
Yon menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab tewasnya DBJ, apakah akibat tindak kekerasan atau hanya kelelahan akibat mengikuti kegiatan orientasi sekolah.
4. Sempat kejang sebelum tewas
Yon juga mengatakan dari hasil pemeriksaan teman korban, DBJ sempat mengalami kejang sebelum akhirnya jatuh pingsan dan tewas.
"Penyebabnya belum disimpulkan, karena kami masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik. Luka lebam itu baru dilihat kasat mata. TKP hingga sekolah sudah kami cek dalam rangkaian penyelidikan," ujar Yon. (*)
Source | : | Kompas.com,Sripoku.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar