Bapak tiga anak yang kini tinggal di Desa Pidodo Kulon, Patebon, Kendal, ini menceritakan bahwa masa kecilnya sangat sulit dilalui.
Saat berusia 2 tahun, ia kehilangan ayahnya yang meninggal dunia hingga dirinya harus menyandang status anak yatim.
Saat itu, kehidupan ekonomi ekomoni keluarganya sangat memprihatinkan.
Bahkan untuk makan saja, menurut Mundholin, keluarganya kadang masih bergantung dari bantuan tetangga yang dermawan.
"Hidup kami sangat susah," kata Mundholin, sambil meneteskan air mata, saat ditemui, Sabtu (20/7/2019).
Mundholin mengatakan, untuk menghidupi 8 orang anak, ibunya bekerja sebagai penarik karcis pedagang pasar.
Lantaran gajinya tidak cukup untuk menghidupi 8 anaknya itu, ibunya mencari pendapatan tambahan dengan bekerja sebagai tukang sapu di Kulon Pidodo Kulon.
Mundholin yang merupakan anak ketujuh dari 8 bersaudara tersebut menceritakan, selepas menamatkan sekolah dasar, ia dilanda kebingungan.
Pasalnya, ia ingin melanjutkan sekolahnya ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar