Ia mengatakan, ia tak akan dapat mengabulkan semua permohonan bantuan warga tersebut meski ia bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji fantastis.
Menurutnya, salah satu hal yang membuat beralih dari dunia bisnis ke dunia politik saat itu adalah keinginannya agar memiliki akses yang luas untuk menyusun program bantuan untuk warga.
Sedangkan kembali menjadi politisi bukanlah prioritasnya saat ini.
"Di tahanan saya mikir, kalau saya keluar orang minta tolong bagaimana. Nah oleh sebab itu kita panggil anak muda yang pintar dan kita ciptakanlah aplikasi," ujarnya.
"Jadi kalau saya pikir aplikasi ini seperti kakatakanlah Blibli.com, Tokopedia. Itu kan kalau ada yang punya barang sama yang mau beli ketemu, " ujarnya.
"Nah kenapa sih enggak bikin aplikasi orang yang pengen nyumbang sama orang yang terima sumbangan ketemu. Nah kita pikir sih aplikasi Jangkau," paparnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebal dan Geram Atas Pergub Reklamasi Peninggalan Ahok, Ini Penyebabnya
Menurutnya, aplikasi ini akan di-launching pada 1 Agustus 2019.
Dengan aplikasi ini, lanjutnya, siapapun yang memiliki barang atau apapun untuk disumbangkan dapat bertemu langsung dengan warga yang membutuhkan.
"Nah nanti verifikasi dari mana? Nah di situ saya mau memaksa orang politik untuk jadi pemerhati," katanya. "Misal ada orang minta kursi roda di wilayah Jakarta Barat, Kedoya. Kalau orang masuk ada yang mau nyumbang kan terdaftar, saya pegang ada notifikasinya. Nanti siapa yang verifikasi, harus orang partai," kata Ahok melanjutkan.
Source | : | Kompas.com,YouTube,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar