Kalau dipikir-pikir, tradisi ini agak aneh. Bukankah lebih baik ngumpul di rumah saja, lebih praktis dan ekonomis. Lucunya, tiap aku tanya Mama atau Papa tentang ihwal tradisi ini, mereka pasti jawab, "Kan, dulu kalian yang minta seperti itu."
Saat ini, tradisi itu tak lagi kami lakukan. Meski merasa aneh, aku tak menyesalinya. Mungkin kebiasaan ini yang telah membuat kami lebih dekat satu sama lain. Belakangan ini, setelah perekonomian keluarga membaik, Papa dan Mama memilih membawa kami berlibur, ke Padang, Bali, atau Singapura.
Wah, ternyata ritual aneh keluarga Afgan tiap tahun justru demi keakraban keluarga, bisa dicontoh nih!
(*)
Source | : | nova.id |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Grid. |
Komentar