Buku itu disobek usai dikoreksi oleh para seniornya.
Setelah disobek, Aurel dan teman-temannya diharuskan menyalin buku tersebut dalam waktu dua hari.
"Ini salah satu bentuk psikologis yang luar biasa kalau menurut kami mengakibatkan down mental dan fisik. Akhirnya dia jam satu mencoba bangun untuk nulis lagi, nggak bisa selesai," kata ayah dari Aurel, Farid Abdurrahman, saat ditemui di kediamannya di perumahan Taman Royal II, Cipondoh, Tanggerang Kota, Jumat (2/8/2019).
Pada keesokan harinya, Kamis (1/8/2019) Aurel meninggal secara mendadak ketika baru memulai aktivitas pada pukul 04.00 WIB.
"Jam 4 dia berusaha mau mulai aktivitas. Karena mulai jam 4 dia sudah limbung badannya, sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit. Ternyata sudah tidak tertolong," ucap ayah Aurel, Farid Abdurrahman seperti dikutip dari Warta Kota.
"Dokter tidak keluarkan diagnosa karena ketika kita bawa kesana (RS) bahwa Almarhum sudah meninggal," ucap dia.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Bunga Mardiriana |
Editor | : | Bunga Mardiriana |
Komentar