Namun karena terlalu sibuk berbincang dengan staf medis yang mendampingi selama operasi, dirinya tidak menyadari jika dokter telah salah melakukan prosedur sirkumsisi atau sunat.
"Mereka tidak tahu harus berkata apa saat mereka sudah telanjur melakukannya. Mereka berkata tidak dapat mengirim saya kembali ke bangsal dan merasa perlu berbicara dengan saya."
"Saya masuk untuk menjalani operasi Botox, tetapi mereka berakhir dengan menyunat saya. Saya benar-benar terkejut," kata Terry.
Diketahui kemudian bahwa telah terjadi kesalahan yang dilakukan staf rumah sakit saat memasukkan data pasien.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak rumah sakit memberi Terry kompensasi sebesar lebih dari 24.000 dollar AS atau sekitar Rp 342 juta.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar