Ms Logbo tak punya uang. Tuntutan dari pihak rumah sakit membuatnya menangis.
“Saya ingin anak-anak saya dipulangkan karena saya perlu menyusui mereka,” ungkap Ms Logbo.
Di sebagian besar negara maju, pasien yang membutuhkan perawatan mendesak diberikan lebih dulu, terlepas dari apakah mereka dapat membayar, dan ini tidak selalu terjadi di Tiongkok.
Bukan hanya Ms Logbo, pada tahun 2012, sepasang suami istri di Shenzhen tidak diizinkan untuk melihat bayi mereka selama 2 bulan karena tidak dapat membayar sekitar Rp 250 jutaan.
Kejadian yang sama terjadi pada tahun 2011, sebuah rumah sakit di Dongguan mengatakan kepada orang tua yang berhutang $1600 atau setara Rp 22 juta bahwa anak mereka telah dikirim ke panti asuhan.
Komentar