"Katanya ada juga anaknya di samping induknya itu. Anggota itu yang cerita ke saya langsung," tutur Camat Langgam, Robby Ardelino, Jumat (23/8/2019).
Setelah menyiarkan kabar keberadaan binatang buas bernama latin Panthera Tigris Sumatrae tersebut, seluruh personil diminta waspada dan mawas diri karena sewaktu-waktu bisa berhadapan dengan harimau.
Kisah horor itu tak berhenti sampai disitu saja dan siberlang masih menunjukan eksistensinya kepada petugas.
Tepat pada malam hari personil memilih menginap di lokasi Karhutla untuk mengefektifkan pemadaman jika pulang ke rumah.
Di tengah malam, Si Belang mengaum beberapa kali dan sangat jelas terdengar oleh petugas.
"Kami di lokasi diam-diam aja dan sama-sama tahu. Tak ada membahas itu lagi, karena takut ia muncul lagi. Seperti kata orangtua dulu kalau kita cerita tentang benda itu di tengah hutan, kita didatangi," tandasnya.
Sementara itu, kebakaran hutan yang terjadi di Riau itu menimbulkan dampak yang dirasakan warga Kota Pekanbaru.
Dikutip dari tayangan Kompas TV edisi Senin (25/8/2019), kualitas udara yang buruk membuat pemerintah setempat menutup hari bebas kendaraan bermotor atau car free day.
Saat itu, jarak pandang berkisar 3 kilometer akibat kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan. (*)
Source | : | Kompas TV,Tribun Pekanbaru |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar