GridPop.ID - Tak semua orang bisa beruntung bisa memiliki tempat tinggal yang layak.
Seperti yang dialami oleh penjaga sekolah bernama Destria Wibowo (42).
Destria yang sehari-harinya menjaga SD Negeri III Karawang Wetan, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang ini terpaksa tinggal di ruang guru.
Di ruangan itu, Destria juga tinggal bersama Lis Isnayati (40) dan anaknya.
Destria bersama istri dan anaknya sudah 14 tahun tinggal di ruang guru sekolah tersebut. Ia bekerja menjadi penjaga sekolah di sekolah itu sejak 2004 lalu.
"Kalau tidur begini saja, tidak pakai kasur," ujar Destria sembari menggelar seprei dan merapikan bantal untuk tidur kepada Kompas.com
Destria mengatakan, saat itu ia memberanikan diri mengutarakan niat untuk menjadi penjaga sekolah. Sebab ia tak punya pilihan setelah kontrak bekerja di sebuah pabrik di Karawang berakhir.
"Saya tidak malu, karena saya punya anak istri yang harus dinafkahi. Sementara mencari pekerjaan itu gak gampang," katanya.
Saat itu, sambungnya, ia tinggal di rumah dinas kepala sekolah yang saat itu dijabat ayahnya.
Namun setelah ayahnya pensiun dan rumah itu dibuat ruang kelas, Destria terpaksa tinggal di gudang sekolah, bersama kursi rusak, tangga, dan barang-barang lain.
Di sekolah itu ada rumah penjaga, tetapi saat itu dihuni seorang PNS.
Sementara honor sebagai penjaga sekolah saat itu hanya Rp 150.000, tak cukup untuk mengontrak rumah sekaligus memenuhi kehidupan sehari-hari.
"Karena kondisinya tidak layak, seperti banyak nyamuk, banyak tikus, kami meminta izin untuk bermalam di ruang guru. Rumah penjaga sekolah juga saat ini rusak, tidak bisa ditinggali," katanya.
Destria dan istri setiap hari setelah jam belajar rampung merapikan ruang guru untuk tempat tinggalnya.
Dan setiap pagi sekitar pukul 04.00 WIB harus sudah bangun dan merapikan kembali ruangan itu karena akan dipakai oleh guru saat jam belajar dimulai.
Sementara, barang-barang mereka, seperti baju dan alas tidur dibawa ke warung tempat istrinya berjualan.
"Jam 04.00 WIB mulai beres-beres, buang sampah, dan membersihkan sekolah," katanya.
Beruntung, ada beberapa pihak yang kerap mengulurkan tangan saat honornya belum turun, misalnya untuk membayar sekolah.
Apalagi, honor penjaga sekolah hanya Rp 500.000 dan biasanya cair setiap tiga bulan sekali. Untuk membantu keuangan keluarga, istrinya berjualan di sekolah itu.
"Saya juga mungut botol plastik bekas untuk tambah-tambah," katanya. Meski demikian, mereka tetap bersyukur. Tidak mengeluh.
"Alhamdulillah, Allah sayang sama kita, diberi kesehatan," ucap Iis, istri Destria
Mereka berharap rumah penjaga sekolah segera diperbaiki agar tak perlu lagi tinggal di ruang guru.
"Kami berharap rumah penjaga sekolah diperbaiki," katanya.
Destria juga berharap pemerintah lebih memperhatikan para penjaga sekolah.
Sebab, mereka juga berkontribusi menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan sekolah.
"Harapannya, para penjaga sekolah lebih diperhatikan pemerintah," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Ini 6 Fakta Penjaga Sekolah yang 14 Tahun Tinggal di Ruang Guru"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Bunga Mardiriana |
Editor | : | Bunga Mardiriana |
Komentar