GridPop.id - Pernikahan Asmirandah dan Jonas Rivanno sempat bikin geger.
Pasangan bintang sinetron ini memutuskan untuk menikah pada 22 Desember 2013 lalu.
Namun pernikahan mereka sempat membuat publik geger lantaran kedua orang tua Asmirandah tidak menyetujuinya.
Tak sampai di sana, Jonas Rivanno pun sempat dilaporkan polisi karena dianggap mempermainkan keyakinan hanya agar bisa menikahi Asmirandah.
Usai berbagai pro-kontra pernikahan mereka, nama keduanya pun mulai surut dari dunia hiburan bahkan dikabarkan bangkrut.
Pasalmya, tak lama setelah menikah Asmirandah justru dikabarkan menjual kedua rumah mewah miliknya.
Isu kebangkrutan mereka pun diperkuat dengan kabar Jonas Rivanno yang disebut-sebut memiliki banyak hutang.
Lama berselang kini perlahan Asmirandah dan Jonas Rivanno mulai kembali membintangi beberapa sinetron di televisi.
Bahkan momen kembalinya pasangan ini juga disertai kabar kalau keduanya telah memiliki kerajaan bisnis.
Saat tak lagi wira-wiri di layar kaca, Asmirandah ternyata menjajal kemampuan sebagai seorang designer
Usahanya untuk mengembangkan kemampuan sebagai designer membuahkan hasil di tahun 2015 lalu.
Asmirandah dan Jonas Rivanno
Dengan label MAW by Asmirandah, Asmirandah tercatat pernah bergabung dalam Jakarta Fashion Week.
Tak berhenti sampai di sana, Asmirandah pun pernah menjajal sebagai produser dan sutradara beberapa film pendek.
Lewat rumah produksi MAW Production, mereka bahkan menggarap iklan untuk perusahaan-perusahaan besar seperti Unilever, Nestle, Air Asia, hingga Indosat.
Selain itu, Asmirandah dan Jonas Rivanno ternyata juga memiliki bisnis lain seperti salon dan restoran.
Salon yang dibuka oleh Asmirandah tersebut bernama Nu Hair Salon yang berlokasi di daerah Tanah Baru, Beji, Depok.
Bisnis inilah yang membantu Asmirandah saat ia terpuruk.
Tak hanya mendirikan salon, Asmirandah dan Jonas Rivanno juga membuka restoran yang letaknya tak jauh dari tempat tinggalnya saat ini.
Meski restoran tersebut masih kecil, kedua pasangan ini rupanya tetap giat untuk membesarkan bisnis-bisnisnya.
Komentar