GridPop.id - Ini sepenggal kisah tentang BJ Habibie yang baru saja meninggalkan kita semua.
Malam itu, Hasri Ainun begitu memukau di mata Bacharuddin Jusuf Habibie.
Malam itu, tanggal 9 Maret 1962, tepat pada hari raya Idul Fitri. Habibie awalnya ingin mengajak Ainun untuk menonton film di bioskop.
Namun, cuaca Bandung, kala itu, demikian cerah. Habibie pun mengajak Ainun berjalan kaki, ke mana saja.
Baca Juga: Cerita Habibie Tentang Ainun, Mengaku Tak Pernah Naksir hingga Menyebutnya Jelek dan Hitam
"Saya ajak Ainun berjalan kaki dari rumah di Jalan Rangga Malela ke Kampus Fakultas Teknik Universitas Indonesia, sekarang ITB, melewati bekas sekolah kami di Jalan Dago dan kembali ke Rangga Malela," tutur Habibie dalam bukunya berjudul Habibie dan Ainun.
Kurang lebih satu jam berjalan kaki, Habibie bertanya, "Ainun, maafkan sebelumnya, jikalau saya mengajukan pertanyaan yang mungkin dapat menyinggung perasaanmu."
"Saya tidak bermaksud mengganggu rencana masa depanmu. Apakah Ainun sudah memiliki kawan dekat?"
Ainun terdiam. Habibie mengulangi pertanyaannya.
Kali ini, ia menambah kalimatnya dengan penekanan pentingnya ketulusan mengemukakan isi hati kami, apa adanya. Ainun masih terdiam.
Dia kemudian menghentikan langkah dan menatap mata Habibie dalam-dalam.
Ainun menjawab, "Saya tidak memiliki kawan atau teman dekat dan khusus."
Habibie berdebar kencang mendengar kalimat Ainun. Mata mereka beradu.
Saling menggetarkan hati sama lain, khususnya Habibie yang tujuh tahun memendam rindu bertemu Ainun karena harus bersekolah di Jerman.
Tanpa disadari, waktu pun berlalu.
Masih di malam itu, langkah Habibie dan Ainun membawa kembali ke rumah Jalan Rangga Malela.
Masih banyak tamu dan beberapa pemuda duduk di depan rumah. Mereka memperhatikan kedatangan Habibie dan Ainun.
"Sejak itu, saya secara batin tidak pernah berpisah dengan Ainun dan demikian pula Ainun dengan saya..."
Baca Juga: BJ Habibie Meninggal Dunia, Ini yang Mendampinginya Sebelum Hembuskan Napas Terakhir
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Malam Itu, Habibie dan Ainun...",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Popi |
Komentar