Menurut pengakuan Ningsih, ilmunya itu sudah mulai berusaha masuk ke dalam dirinya sejak berumur 35 tahun.
Namun ia menganggap, kekuatan tersebut tak kunjung menyatu dengannya lantaran dihadapi dengan rasa kehilangan sang suami.
“Ujiannya berat banget, suami yang sangat setia, sayang banget sama anak dan keluarga, akhirnya jadi siluman di dalam keluarga.
"Bahkan saya mau dibunuh. Tidak mau menghiraukan anak. Hilang lah semuanya,” lanjutnya.
Dari situ, Ningsih mengaku kembali menemui dukun-dukun.
Katanya, dukun-dukun tersebut mampu memudahkannya mendapat ilmunya, yakni ilmu alfatihah, yang selalu digunakannya sebagai doa penyembuh untuk para pasiennya.
“Ternyata kejadian ini menuntun saya ke dukun-dukun dengan tujuan supaya ada yang bisa membantu ilmu itu masuk ke badanku,” paparnya.
Dilansir dari Surya.co.id (Grup TribunJakarta), rupanya pasien Ningsih Tinampi tak hanya datang dari wilayah Pasuruan.
Banyak dari pasien Ningsih Tinampi berasal dari luar daerah.
Bahkan, saking banyaknya pasien membuat sebagian dari mereka rela mengantre hingga lima bulan.
Kendati demikian, antrean pasien itu bisa saja dipercepat karena darurat penyakit yang diderita.
Komarudin (50), pasien asal Salatiga, Jawa Tengah menuturkan diminta anaknya untuk berobat ke Ningsih.
Anaknya disebut sedang berada di Hong Kong dan mengetahui adanya pengobatan alternatif itu dari YouTube.
“Yang ngasih tahu anak saya yang kerja di Hong Kong. Informasinya sampai di Hong Kong. Saya dibilangin suruh berobat ke sini,” katanya.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | None |
Editor | : | Popi |
Komentar