Wanita muda tersebut juga menyatakan bahwa dia tidak menginginkan pemakaman, tapi lebih memilih abunya disebarkan di Sungai Yangtze.
Dia berkata, "Tolong biarkan saya pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah saya belum pernah berada di dunia ini."
Salah satu kalimat paling pedih ditulis dalam surat wasiatnya.
"Makna hidup tidak ditentukan oleh berapa lama atau hidup pendek. Sebaliknya, itu diukur dari kualitas kehidupan seseorang."
Kalimat itu sungguh berbicara karena Lou meninggal saat masa depan yang cerah ada di depan mata.
Cerita Lou menyentuh hati banyak orang sehingga pendukungnya berhasil mengumpulkan Rp 2 miliar untuk membantu biaya perawatan Lou.
Meski telah tiada, senyum dan wajah Lou yang cerah akan diingat oleh banyak orang. (*)
Komentar