Ketika jantung berhenti berdetak, tubuh akan mengalami algor mortis atau kematian dingin.
Istilah ini merujuk pada fenomena ketika suhu tubuh turun sekitar 0,8 derajat celcius setiap jam setelah kematian hingga mencapai suhu ruangan.
Bersamaan dengan kejadian ini, darah jugaakan dengan cepat menjadi lebih asam ketika karbon dioksida menumpuk.
Kedua hal ini menyebabkan sel membelah dan mengosongkan enzim ke dalam jaringan, yang membuat jaringan mencerna dirinya sendiri dari dalam.
2. Warna tubuh menjadi putih dan ungu
Gravitasi memiliki pengaruh yang aneh pada tubuh manusia setelah kematian.
Ketika sirkulasinya terhenti, sel darah merah yang berat akan bergerak ke bagian tubuh yang paling dekat dengan tanah.
Ini membuat seluruh tubuh menjadi pucat, kecuali di bagian bawah yang mengalami bercak-bercak ungu. Bercak-bercak ini dikenal sebagai livor mortis.
Dengan mempelajari tanda-tanda livor mortis, pakar forensik dapat mengetahui kapan tubuh mengalami kematian.
Source | : | Kompas.com,Mother Nature Network |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar