GridPop.ID - Pasangan suami istri di Sumatera Utara ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.
Pasangan suami istri bernama Fitri Handayani dan Aiptu Pariadi ditemukan meninggal dunia dengan kondisi luka tembak di kepala.
Polisi pun akhirnya menguak peristiwa tersebut yang diduga merupakan aksi pembunuhan dan bunuh diri.
Dikutip dari Tribun Medan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (5/10/2019) malam sekira pukul 23.00 WIB di rumah korban yang berada di Dusun 6 Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Saat itu Fitri tergeletak di ruang keluarga atau ruang nonton TV sedangkan Pariadi ditemukan di depan pintu kamar atau jarak 3 meter dari istrinya.
Pasangan suami istri ini meninggalkan tiga orang anak masing masing Yuda (20), Faisal (16) dan Chantika (10).
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu mengatakan kejadian penembakan terjadi pada Sabtu, (5/10/2019) sekira pukul 23.00 WIB.
Saat kejadian ada empat orang di dalam rumah. Selain dua pasangan suami istri itu juga ada dua anaknya yang tertidur.
"Jadi keduanya tewas dengan luka tembak di kepala. Anak korban ini ada 3 sebenarnya tapi yang di rumah ada dua orang, yang satu lagi sedang di luar rumah. Ini kita bawa ke Sultan Sulaiman untuk otopsi," kata Juliarman.
Dikutip dari Tribunnews.com, dua anak mereka yang berada di rumah saat kejadian, langsung berlari menuju rumah kakeknya yang hanya berjarak 50 meter dari rumah mereka.
"Kek lihat bapak, kek lihat bapak sama mamak," ucap ayah Aiptu Pariadi menirukan perkataan cucunya.
Ayah Aiptu Pariadi pun bergegas ke rumah anak dan menantunya dan melihat keduanya sudah tak sadarkan diri.
Saat kejadian, warga setempat mendengar letusan senjata tiga kali.
"Sekitar jam 23.00 WIB itu, aku sedang nonton TV karena ada bola. Itulah dengar tiga kali letusan. Setelah dengar dor..dor..dor. Aku langsung yakin ini pasti suara (letusan) pistol," ujar Anto.
Pasutri ini dikenal sebagai orang yang ramah di lingkungan rumahnya itu dikebumikan berdekatan di lokasi pemakaman muslim Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai.
Kejadian ini banyak membuat warga maupun pihak keluarga bingung sebab selama ini rumah tangga mereka dinilai harmonis.
Banyak yang tidak menyangka kalau dari senjatanya itu bisa keluar tiga kali letusan senjata yang satu di antaranya diarahkan ke kepala Pariadi sendiri dan sisanya diarahkan ke kepala istrinya.
Sebelumnya untuk kepentingan otopsi jenazah pasangan suami istri, Aiptu Pariadi dan Fitri dibawa ke rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah, Minggu (6/10/2019) dini hari sekira pukul 01.20 WIB.
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menyebut Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri yang ditemukan tewas di dalam rumahnya di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai sedang dalam kondisi bertengkar sebelumnya.
Keduanya saling tidak berkomunikasi.
"Keterangan dari anaknya sedang ada masalah mereka. Jadi tidak komunikasi,"ucap Jualiarman ketika ditemui di Tempat Kejadian Perkara Minggu, (6/10/2019).
Aiptu Pariadi diduga menembak dirinya sendiri dengan senjata api setelah menembak istrinya, Fitri Handayani.
Untuk urusan pekerjaan, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menyebut Aiptu Pariadi sebagai orang yang baik.
Baca Juga: Jadi Mualaf Sebelum Dinikahi Komedian Kondang, Begini Cantiknya Istri Peppy yang Bikin Tercengang
"Kerjaannya tidak ada masalah. Dia orangnya baik. Tidak ada melakukan pelanggaran,"kata Juliarman.
Hal senada diucapkan Kasat Resnarkoba Polres Serdang Bedagai, AKP Martualesi.
"Orangnya bagus dia ini, hari Kamis lalu dia masih ikut dalam penggerebekan kampung narkoba di Kampung Nagur. Jabatannya Katim I,"ujar Martualesi yang ditemui Tribun Medan di lokasi kejadian Minggu, (6/10/2019).
Beberapa fakta baru didapat dari Kasat Resnarkoba Polres Serdang Bedagai, AKP Martualesi atas kepemilikan senjata api yang dikuasai oleh Pariadi untuk kepentingan tugas.
Baru dua bulan lalu senjata api yang dipegang Aiptu Pariadi ditarik.
Dikatakannya, bahwa sudah lama yang bersangkutan memegang senpi.
"Sempat ditarik senpinya karena masa berlakunya habis sekitar dua bulan lalu. Tapi sebenarnya bukan ditarik lah dipulangkan ke logistik Polda," kata Martualesi.
Untuk bisa dapat lagi menguasai senjata api, lanjut Martualesi, yang bersangkutan harus mengikuti ujian di Polda Sumut.
Disebut tidak lama setelah masa berlakunya pemegangan senjata api habis ia pun kembali dapat lagi.
"Baru dapat lagi (izin) setelah dia ikuti ujian. Dia ya sudah memenuhi persyaratan makanya bisa dapat lagi. Kalau dia orangnya bagus. Tidak pernah kita dengar laporan tentang dia yang tidak bagus," kata Martualesi.
Diketahui, keluarga histeris saat jenazah diturunkan dari mobil ambulan hingga dibawa ke pemakaman.
Saat itu anak bungsunya, Silvi tampak menangis begitu melihat jenazah orangtuanya diturunkan dari mobil ambulan.
Ia pun terus menyebut-nyebut ibunya.
"Mamak..mamaknya," raungan Silvi.
Sementara itu Yuda, kakak kandung Silvi lesu dan tertatih ketika turun dari mobil ambulan.
Ia juga sempat menangis di depan jenazah ibu dan bapaknya.
Tangisan para pelayat juga sempat ikut pecah tatkala setelah jenazah selesai disalatkan di Masjid Nurul Ikhwan.
Ketika itu dari area pekarangan rumah Silvi pun mengejar para pengangkut kerenda ayah dan ibunya.
"Mamak," kata Silvi lagi.
Ucapan yang keluar dari mulut siswi kelas 4 SD itu pun membuat orang lain tidak dapat menyembunyikan kesedihan.
(*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar