Tanpa diduga, di antara pelayat yang terus berdatangan terlihat Mayangsari bersama Bambang.
Bambang pun menggendong Khiran. Mayang mengenakan busana hitam dan syal batik di bahunya.
Kehadiran pasangan ini langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.
Kedua saudara Bambang itu langsung berdiri dan mendatangi Mayangsari.
Mereka meminta Mayang agar segera keluar dari rumah itu.
"'Pergi dari sini!', kata Mamiek setengah membentak," cerita saksi mata yang dekat dengan Keluarga Cendana itu.
Melihat reaksi tersebut, Bambang turun tangan.
Sempat terjadi perdebatan dan Bambang berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan ke Mayang untuk bersimpuh di sisi jenazah Soeharto.
"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menit saja," lanjut si sumber.
Meski insiden itu terjadi singkat, ribut-ribut itu langsung diketahui Halimah, setelah seseorang memberi tahunya lewat telepon.
Apa reaksi Halimah? "Dia cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak."
Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuji Solo tempat Pak Harto dimakamkan pun, Halimah bungkam, dan tak mau menyinggung kedatangan Mayang bersama Bambang dan anaknya.
"Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut. Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah."
Untunglah, saat pemakaman seluruh keluarga besar Soeharto meninggalkan semua persoalan mereka, lalu bahu-membahu untuk mengantar Soeharto terakhir kalinya.
Komentar