Sugiatmi sempat memberinya obat penurun panas.
Namun, pada malam hari, panasnya tak kunjung turun.
Lalu pada Minggu dini hari, Ayudia mengalami kejang-kejang.
"Saya sama suami panik saat anak kejang. Kami bawa ke Klinik Baiturahman. Di sana langsung ditangani di IGD dan dikasih oksigen sama infus," jelasnya.
Sugiatmi menambahkan, saat dirawat anaknya sempat dua kali muntah. Suhu badannya juga sempat turun. Namun sekitar pukul 08.00, nyawa anaknya tak bisa tertolong.
"Sempat sulit napas juga padahal pakai oksigen. Awalnya itu mau cek laboratorium. Tapi baru buka jam 08.00, anaknya keburu meninggal," ujarnya.
Diberitakan Kompas.com, Andi Hermansyah, dokter dari klinik Baiturrohman yang menangani Ayudia mengungkapkan, penyebab kematian Ayudia memang belum diketahui pasti.
Saat datang ke klinik, Ayudia dalam kondisi dehidrasi dan kejang.
Makanya, pihaknya pun melakukan penanganan kejang dan dehidrasi yang dialami Ayudia.
“Kita coba guyur dengan infusan, lalu diberi oksigen untuk menangani kejangnya,” katanya.
Source | : | Kompas.com,TribunJabar |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar