GridPop.ID - Bongkar-bongkaran saldo ATM sepertinya sedang marak di kalangan artis Tanah Air.
Setelah kemarin sempat heboh dengan saldo Barbie Kumalasari yang tidak masuk akal, kini gantian Ruben Onsu yang jadi sasaran.
Ruben Onsu yang saat itu tengah mengisi sebuah acara tv mendadak kaget saat saldonya di bongkar oleh Raffi Ahmad yang juga mengisi acara yang sama.
Pembahasan itu berawal saat Barbie Kumalasari hadir sebagai bintang tamu di acara mereka, Pesbukers yang tayang di ANTV.
Keduanya pun kompak membahas isi tabungan Barbie yang beberapa waktu lalu sempat viral dan ramai diperbincangkan.
Pasalnya, melalui kanal YouTube Uya Kuya TV, Barbie berhasil membuat publik tercengang dengan isi saldo tabungan ATM-nya yang mencapai miliaran rupiah.
Ruben dan Raffi seakan tak percaya, mereka meminta Barbie membuktikan hal yang sama pada mereka.
Sayangnya, saldo ATM yang tertera pada saat itu hanya senilai Rp 27 Juta.
Tak heran jika Ruben dan Raffi meragukan kebenaran atas fakta soal isi saldo tabungan dari istri Galih Ginanjar tersebut.
"Nih kalau kita bahas sedikit tentang ATM memang ya, ATM-nya (Barbie) jumlahnya nggak sesuai dengan apa yang ada di YouTube ya," ujar Ruben seperti dikutip Grid.ID dari tayangan video di kanal YouTube Klik Asik, Rabu (9/10/2019).
"Gue curiga, itu uangnya Uya Kuya deh kalau feeling gue," imbuhnya.
Barbie hanya merespon ucapan Ruben dengan senyum kecut.
Keduanya pun masih berdebat soal saldo Barbie yang katanya digunakan untuk membeli sebuah apartemen di Singapura itu.
Baca Juga: Viral, Perampok Merasa Iba Kembalikan Uang Sembari Tersenyum Usai Melihat Saldo Rekening Korbannya
Tanpa disadari, Raffi justru iseng mengungkap saldo tabungan Ruben.
"Kalau Ruben aku pernah lihat isi ATM-nya lho, Rp 27 Miliar. Bener," tegas Raffi.
Ruben langsung panik dan menyangkal, "Enggak. Itu mah uang tepung sama ayam, Fi."
Semua orang yang ada di studio langsung tertawa mendapati ekspresi panik Ruben, termasuk Raffi.
(*)
Source | : | YouTube,Grid.ID |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar