Muafatim merupakan putri bungsu dari pasangan Surono dan Busani (47). Ia tak menyangka jika ayahnya meninggal dunia karena dibunuh oleh kakak kandungnya Bahar, dan ibunya Busani.
Wanita yang akrab disapa Fatim ini menjelaskan, dirinya baru kembali ke rumah orang tuanya enam bulan lalu setelah bekerja sebagai TKW di Malaysia.
Ketika kembali ke rumah orangtuanya tersebut pada bulan Juni, sang ayah sudah tidak ada di rumah itu.
Fatim mengatakan, pada bulan Maret ia masih berbicara dengan ayahnya Surono melalui sambungan telepon. Saat itu ayahnya meminta untuk segera pulang ke rumah.
"Karena sepeda motor yang saya minta sudah dibelikan. Saya kan minta sepeda motor CBR 150. Bapak bilang disuruh nunggu, kalau ada rejeki akan dibelikan. Sebelum dibelikan, saya berangkat kerja ke Malaysia. Sampai bulan Maret itu telepon saya, nyuruh cepat pulang karena sepeda motor sudah dibelikan," imbuh Fatim.
Setelah memintanya pulang, Fatim tidak lagi pernah berbicara dengan sang ayah.
Pada bulan April, dia mendapatkan kabar melalui telepon dari sang kakak, kalau ayahnya menikah lagi dan tinggal di Lombok.
"Saya kaget tapi mau gimana lagi, akhirnya hanya bilang ya sudah mungkin tidak jodoh sama ibu," tutur Fatim.
Awalnya, ia tidak menaruh kecuriagaan apapun soal keberadaan ayahnya. Hanya saja, dia kerap resah karena tidak pernah mendapat kabar dari ayahnya.
Fatim yang beberapa kali meminta nomor telepon Surono kepada sang kakak Bahar juga tidak pernah diberi.
Source | : | TribunJatim.com,Tribunjakarta.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar