Palani menceritakan awal perjalanannya, bagaimana ia berlatih sebelum terjun ke garda terdepan untuk melawan ISIS.
"Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasak kekuatan dari sebuah senjata. Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya."
"Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu. Saya ingin menjadi lebih baik," jelas Palani seperti dikutip Grid.ID dari Dailymail.
Palani menjelaskan bahwa dirinya sangat menyukai proses pelatihannya di kamp.
"Saya sangat menyukai pelatihan saya. Itu mengingatkan saya pada sosok Lyuda (Pavlichenko) Lady Death dari Tentara Merah Rusia," jelas Palani seperti yang dikutip dari laman Dailymail.
Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko adalah seorang penembak Soviet dalam Tentara Merah pada Perang Dunia II, yang dikenal karena membunuh 309 orang.
Ia dianggap sebagai salah satu penembak militer papan atas sepanjang masa dan penempak perempuan tersukses dalam sejarah.
Darah Palani selalu mendidih setiap kali mendengar berita pejuang ISIS memperlakukan buruk anak-anak dan perempuan.
Selama di Timur Tengah, Palani adalah bagian dari pasukan yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran.
"Saya adalah seorang penembak jitu. Saya suka menggunakan otak dan tubuh saya untuk fokus pada misi saya," ungkap Joanna dengan bangga.
"Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah," tambahnya.
Dia juga dilaporkan memerangi pemerintahan rezim Bashar al-Assad di Suriah. (*)
Source | : | Grid.ID,dailymail.co |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar