GridPop.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya resmi menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina pada Senin (25/11/2019).
Peresmian jabatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina ini diberikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir melalui Surat Kerja (SK).
Dalam menjalankan tugasnya, Ahok meminta masyarakat untuk mendukung.
"Saya minta, dukungan doa dan informasi. Kan, fungsinya (komut) pengawasan, jadi semakin banyak yang lapor ke kami, kami bisa cek sistemnya," tutur Ahok di Kementerian BUMN, Senin (25/11/2019).
Ahok BTP akan bekerja sebagai Komisaris Utama didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gudi Sadikin sebagai Wakil Komut
Mengutip dari Suar.id, sebelum Ahok, posisi Komisaris Utama di Pertamina dipegang oleh Tanri Abeng.
Tanri Abeng diketahui telah menjabat selama lebih dari empat tahun lamanya.
Ada ungkapan lawas yang menyebutkan 'setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya', sesuai menggambarkan sosok Tanri Abeng.
Pasalnya, orang yang diganti mantan suami Veronica Tan ini bukanlah orang sembarangan.
Pada masanya, ia merupakan orang yang terkenal sering diperebutkan sejumlah perusahaan besar.
Pada tahun 1996, Tanri Abeng bekerja di perusahaan milik Aburizal Bakrie dan mendapat julukan 'Manager 1 Miliar', karena gajinya pada waktu itu memang segitu.
Tanri ditunjuk pertama kali sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 6 Mei 2015 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-60/MBU/05/2015 tanggal 6 Mei 2015 dan ditetapkan sebagai Komisaris Independen merangkap Komisaris Utama sejak 14 November 2016 berdasarkan keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Pertamina (Persero) No.SK-254/MBU/11/2016 tanggal 14 November 2016.
Melansir dari wikipedia, Tanri Abeng lahir di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Ahok kini telah resmi menjabat sebagai bos BUMN. Catatan mengenai total kekayaan mantan suami Veronica Tan itu pun ikut terungkap.
Dilansir dari Tribun Jakarta, Ahok BTP tercatat punya total harta kekayaan sekitar Rp 25 miliar, sesuai LHKPN per 21 September 2016.
Laporan harta kekayaan itu merupakan perubahan dari laporan sebelumnya.
Berdasarkan LHKPN itu, Ahok ternyata memiliki tanah dan bangunan senilai Rp 16.791.268.000.
Tanah dan bangunan Ahok berjumlah 16 yang tersebar di Belitung Timur dan Jakarta Utara.
Ahok juga tercatat memiliki peternakan sapi yang bernilai Rp 270 juta. Sementara itu, harta bergerak lain Ahok tercatat sebesar Rp 650 juta.
Tak hanya itu, Ahok BTP juga memiliki surat berharga sekitar Rp 2,38 miliar. Sementara giro dan setara kas Ahok di angka lebih dari lima miliar, yaitu Rp 5.178.465.375.
Dengan berbagai harta yang dimiliki, maka Ahok punya kekayaan senilai Rp 25.655.887.496.
Penunjukkan Ahok sebagai komisaris utama (komut) Pertamina menuai pro kontra di publik.
Bahkan peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman berpendapat, Ahok yang notabene-nya adalah seorang eksekutor lebih cocok menjadi Direktur Utama.
Sementara tugas komisaris bukan di operasional, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.
Meski demikian, Ferdy menyebut bahwa nama Ahok tetap bisa menggentarkan para mafia.
"Meskipun komut, para mafia harus hati-hati, karena penunjukan Ahok adalah upaya Jokowi berperang melawan mafia migas yang sudah lama bercokol di Pertamina," kata Ferdy dalam siaran pers, Minggu (24/11/2019). (*)
Source | : | Suar.ID,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar