Lalu Mbak saya bangunkan anak saya, anak saya menyelamatkan saya, bangunkan saya dari tangga.
Berteriak minta bapaknya untuk stop aniaya saya," lanjutnya.
Setelah itu, Arya Satria Claproth membawa anak mereka yang dalam keadaan kaget dan tertekan pergi dari rumah orangtua Karen Poore di Bandung.
Tak tinggal diam, Karen Poore melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke polisi dan mencari-cari sang anak yang dibawa suaminya selama berhari-hari.
Hingga akhirnya pada 28 Oktober diketahui bahwa suami dan anaknya berada di apartemen Aspen di kawasan Fatmawati.
Untuk memastikan hal itu, Karen Poore pun mendatangi apartemen tersebut bersama kerabat dekat, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), dan pihak berwajib.
"Saya nggak datang sendiri, ada adik saya, mbak saya, ada dari LPAI, ada polisi juga, saya mau ambil anak saya," ungkap Karen Poore.
"Saya tanya security, 'ada orang ini di sini?' Saya tunjukin fotonya, 'yak ada di sini', di kamar sekian sekian," tambahnya.
Rasa keterkejutan tak bisa ditahan oleh Karen Poore ketika mengetahui siapa pemilik apartemen tersebut.
"Saya telepon intercom di atas, udah tahu itu apartemen milik Marshanda, atas nama ibu Rianti Sofyan, ibunya (Marshanda). Jadi saya sangat terkejut saat itu," lanjutnya.
Keesokan harinya, Karen Poore kembali ke apartmen tersebut mencari anaknya dan meminta disambungkan komunikasi ke apartemen Marshanda.
Mengetahui sang istri berada di apartemen, Arya Satria Claproth membawa anaknya pergi dari apartemen dan aksi kejar-kejaran terjadi.
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar