GridPop.ID - Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu mengenalkan 13 staf khususnya ke hadapan publik.
Ketigabelas anak muda tersebut diisi oleh publik figur Tanah Air yang telah menorehkan banyak banyak prestasi dan menciptakan hal-hal baru untuk Indonesia.
Namun rupanya adanya staf khusus tersebut menuai kritik pedas dari Fadli Zon.
Diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik langkah Presiden Joko Widodo yang menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial.
Ia tak yakin ketujuh stafsus tersebut bisa banyak berkontribusi dalam membantu presiden menjalankan tugasnya.
Fadli justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khususnya hanya sebagai pencitraan.
"Cuma lipstik aja, pajangan aja lah itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Di tempat berbeda, Fadli juga kembali melontarkan kritikan kepada staf khusus Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, penunjukkan para stafsus baru itu tidak sejalan dengan rencana pemerintah untuk melakukan efisiensi.
"Ini menurut saya enggak sejalan dengan pandangan Presiden yang mau efisiensi. Efisiensi kelembagaan tapi nambah terus institusi-institusi yang sebenarnya tidak perlu," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Fadli menambahkan, sebenarnya kepala negara sudah dibantu banyak lembaga dalam kerjanya sehari-hari. Mulai dari Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet hingga Kantor Staf Kepresidenan.
Namun, lembaga-lembaga tersebut rupanya tidak mampu berjalan dengan cukup baik.
Alih-alih melakukan efisiensi, kata Fadli, Presiden Jokowi justru menduplikasi lembaga tersebut dengan stafsus baru. Padahal, biaya untuk gaji staf khusus Jokowi tidaklah sedikit
"Jadi perangkat dari kepresidenan ini banyak sekali, biayanya juga sangat besar," ujar Fadli.
Apalagi, sebelum penunjukkan stafsus baru, Presiden juga telah menunjuk sejumlah wakil menteri.
Menurut Fadli, kebijakan ini menunjukkan bahwa yang dilakukan Jokowi bukan efisiensi, melainkan pemborosan.
"Kalau semuanya mau dijadikan wakil menteri, menurut saya bukan efisiensi, namanya pemborosan. Pemborosan itu pasti tidak efektif, termasuk dalam pengambilan keputusan tidak efektif," kata Fadli.
Diberitakan, Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf telah mengumumkan siapa saja tokoh yang menjadi stafsus baru untuk membantu kinerja mereka ke depan.
Stafsus Jokowi berjumlah 13, yakni Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Angkie Yudistira, Ayu Kartika Dewi, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf dan Andi Taufan Garuda Putra.
Ada pula Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, Diaz Hendropriyono, Dini Shanti Purwono, Arif Budimanta dan Fadjroel Rachman.
Adapun, stafsus Wapres Ma'ruf, yakni Mohammad Nasir, Satya Arinanto, Masykuri Abdillah. Sukriansyah S Latief, Lukmanul Hakim, Muhammad Imam Azis, Robikin Emhas dan Masduki Baidlowi.
Diberitakan Tribun Cirebon, atas kritik ini Staf Khusus Presiden Jokowi asal Papua, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, memberikan komentarnya.
Melalui akun Twitternya, Billy Yosaphat Membrasar mengungkapkan fakta-fakta berikut ini.
"Part 1: Maaf Pak @fadlizon ,anda menyebut kami lipstik,brt:
Menganggap kami kosmetik (tdk ada manfaat signifikan),tdk berkompetensi, & tuduhan licik&bodoh kpd org yg mengangkat kami (Pak Jokowi). Sblm kami dtunjuk, kami sdh berkarya&Ikut Berkontribusi ikut membangun bangsa ini!" tulisnya.
Part 1: Maaf Pak @fadlizon ,anda menyebut kami lipstik,brt:
— Billy Mambrasar (@kitongbisa) November 24, 2019
Menganggap kami kosmetik (tdk ada manfaat signifikan),tdk berkompetensi, & tuduhan licik&bodoh kpd org yg mengangkat kami (Pak Jokowi). Sblm kami dtunjuk, kami sdh berkarya&Ikut Berkontribusi ikut membangun bangsa ini! https://t.co/4O7nYb57oT
"Part 2: Apa anda @fadlizon tidak mengetahui karya @AdamasBelva yg sdh memberikan akses pendidikan k ratusan org karena ruang gurunya?Sy yg sdh memberikan pendidikan gratis&mendorong pemberdayaan kaum tertinggal d daerah terluar?Ayu kartika Dewi dgn advokasi pendidikan toleransi?"
Part 2: Apa anda @fadlizon tidak mengetahui karya @AdamasBelva yg sdh memberikan akses pendidikan k ratusan org karena ruang gurunya?Sy yg sdh memberikan pendidikan gratis&mendorong pemberdayaan kaum tertinggal d daerah terluar?Ayu kartika Dewi dgn advokasi pendidikan toleransi? https://t.co/4O7nYb57oT
— Billy Mambrasar (@kitongbisa) November 24, 2019
"Part 3: Pak @fadlizon -karya Andy Taufan memberikan akses permodalan ke kaum wanita utk kluar dr kemiskinan?Putri Tanjung dgn event2 bisnis kreatif utk mendorong anak muda berwirausaha?Aminudin Ma'ruf dgn empowering pesantrenAngkie Y menginspirasi ratusan org dgn disabilitas?"
Part 3: Pak @fadlizon -karya Andy Taufan memberikan akses permodalan ke kaum wanita utk kluar dr kemiskinan?Putri Tanjung dgn event2 bisnis kreatif utk mendorong anak muda berwirausaha?Aminudin Ma'ruf dgn empowering pesantrenAngkie Y menginspirasi ratusan org dgn disabilitas? https://t.co/4O7nYb57oT
— Billy Mambrasar (@kitongbisa) November 24, 2019
"Part 4: Pak @fadlizon, Ketika kami ditawarkan stafsus, kami msh sempat berpikir satu minggu sebelum mengatakan: "Iya", kami bkn kosmetik, dan kelompok manusia bodoh yg haus jabatan. Kami menerima tawaran ini hanya karena kecintaan kami ke Indonesia. Bukan krn kekuasaan dan uang!"
Part 4: Pak @fadlizon , Ketika kami ditawarkan stafsus, kami msh sempat berpikir satu minggu sebelum mengatakan: "Iya", kami bkn kosmetik, dan kelompok manusia bodoh yg haus jabatan. Kami menerima tawaran ini hanya karena kecintaan kami ke Indonesia. Bukan krn kekuasaan dan uang! https://t.co/4O7nYb57oT
— Billy Mambrasar (@kitongbisa) November 24, 2019
Miliki 33 Pengawal Pribadi, Prabowo Subianto Tak Pernah Dikritik Fadli Zon
Namun siapa sangka, kritik soal pemborosan anggaran pada Jokowi, tidak akan berlaku pada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang merupakan ketua Umum Partai Gerindra.
Fadlli Zon tidak sekalipun mengkritik soal jumlah staf prabowo yang begitu banyak untuk mengawalnya bepergian kemana-mana.
Diketahui Ketua Umum Partai Gerindra yang memiliki darah Manado tersebut ternyata memiliki 33 wapri dimana ada lebih dari 20 orang merupakan tuama (sebutan untuk laki-laki Minahasa).
Data ini didapat Tribunmanado.co.id dari istri salah satu wapri Prabowo, Merke Kaune.
"Wapri Pak Prabowo ada puluhan, tapi yang bukan warga Sulut ada sekitar enam orang," kata Christina Monika Kusoy saat dihubungi Tribunmanado.co.id, Rabu (23/10/2019).
"Puluhan orang itu adalah para tuama (laki-laki) berdarah Sulut," kata Kusoy.
Wah nggak sangka ya ternyata pengawal pribadi Prabowoitu mayoritas orang Sulut. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunmanado.co.id,Tribun Cirebon |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar