GridPop.ID - Artis kontroversial, Barbie Kumalasari mendapat tamparan keras dari pengakuan putri kecilnya.
Pasalnya, anak kandung Kumalasari, Keisha Aira Natania blak-blakan mengaku bahwa dirinya malu karena celoteh ibunya yang dianggap banyak orang halu.
Bahkan, Air nekat menyindir ibunya hingga nekat menyebutnya alay dan norak.
Barbie Kumalasari memang kerap menceritakan kalau ia punya satu anak kandung dari pernikahan pertamanya.
Ia memiliki seorang anak perempuan yang sedang beranjak remaja bernama Keisha Aira Natania atau akrab dipanggil Aira.
Rupanya, ada beberapa hal yang tidak disukai sang anak dari ibu kandungnya tersebut.
Aira bahkan menyebut bahwa dirinya benci dengan kehaluan Barbie Kumalasari bahkan tidak pernah menonton sang ibu di TV.
Dilansir dari Youtube Uya Kuya TV Sabtu (30/11/2019), Aira menceritakan betapa ia tidak suka dengan kehaluan ibundanya selama ini.
Menurut Barbie Kumalasari, Aira dulu tinggal bersamanya sejak bayi hingga usia 4 tahun.
Namun setelah cerai dengan sang suami, Aira ikut dengan ayahnya karena Barbie Kumalasari harus bekerja.
"Ketemu sama mamih setiap weekend," jawab Aira.
Gadis cantik itu pun tak segan mengungkap hal yang dibencinya dari sang ibu.
"Hal yang dibenci dari Mamih ada gak?," tanya Uya Kuya.
"Mamih mulutnya gitu, mulutnya jeding," jawab Aira polos.
"Kenapa emang?," tanya Uya Kuya lagi.
"Kayak Joker," jawab Aira.
Kemudian Uya Kuya dan Barbie Kumalasari pun tampak tertawa.
"Suka dibully gak gara-gara mama kamu?," tanya Uya Kuya.
"Alhamdulillah sih enggak," jawab Aira jujur.
Uya Kuya pun tampaknya masih penasaran dengan hal yang dibenci Aira dari ibunya.
"Paling kesel dari mamih ada lagi nggak?," tanya Uya Kuya lagi.
"Halunya," jawab Aira tanpa ragu.
"Yang mana?," kata Uya Kuya penasaran.
"Masa dari Jakarta ke Amerika 8 jam, orang 16 jam 37 menit kok," jelas Aira.
"Tau dari mana kamu?," tanya Uya Kuya lagi yang terlihat penasaran.
"Di Mbah Google," jawab Aira polos sambil memperlihatkan hasil pencariannya di ponsel.
Kemudian Barbie Kumalasari pun tampak memberikan pembelaan yang akhirnya justru semakin dipermalukan sang anak.
"Tapi kan kamu belum pernah ke Amerika, Mamih yang udah, Amerika itu cuma 8 jam Papih," kata Barbie Kumalasari.
"Kamu belum pernah ke Amerika ya?," tanya Uya Kuya ke Aira.
"Belum," kata Barbie Kumalasari mewakili sang anak.
Kemudian Aira pun balik memberikan pertanyaan.
"Pasti Mamih pakai first class kan?," tanya Aira.
"First class donk," jawab Barbie Kumalasari mantap.
"Jadi nyampe duluan ya?," tanya Aira lagi.
"Nyampe duluan," kata Barbie Kumalasari.
"Padahal first class sama ekonomi itu satu pesawat tuh kayaknya ya?," sindir Aira halus.
"Ya suka-suka mamih kan hahaha," kata Barbie Kumalasari yang tampak bingung mau menjawab apa.
Kemudian Uya Kuya pun menegaskan kembali pertanyaannya.
"Jadi benci mamih halunya yang soal itu ya?," tanya Uya Kuya.
"Iya," jawab Aira lagi.
"Kritis juga anak zaman sekarang ya," ujar Barbie Kumalasari.
Uya Kuya lalu menanyakan apakah ada temannya yang meledek soal itu kepada Aira.
"Terus suka ada yang becandain mamih lu tuh ke Amerika 8 jam?," tanya Uya Kuya lagi.
"Nggak sih nggak ada," jawab Aira.
Kemudian Uya Kuya pun menanyakan apakah ia suka kesal jika ada orang yang menghinda ibundanya.
"Ya kesel lah, walaupun mamihnya salah tapi gimana ya, kalau orang yang ngatain janganlah," tutur Aira dengan mata berkaca-kaca?
"Kenapa kamu kayak mau nangis? Karena itu mamih kamu ya?," tanya Uya Kuya.
"Iya," jawab Aira lagi.
"Sebutkan satu nama yang menurut kamu, paling kamu gak suka karena dia ngata-ngatain mamih kamu?," tanya Uya Kuya lagi.
"Nikita mirzani," ujar Aira sambil senyum.
Kemudian Uya Kuya menanyakan lagi hal paling ia sebal dari ibunya.
"Bahasa Inggris Mamih kurang bagus!," kata Aira dengan nada tinggi.
"Kamu suka lihat mamih di tv gak?," yanya Uya Kuya lagi.
"Nggak, soalnya mamih alay sama norak gitu loh," kata Aira sewot.
Mendengar jawaban itu, Barbie Kumalasari dan Uya Kuya pun tertawa.
"Anak kecil macam apa yang lihat acara gituan," kata Aira kesal.
(*)
Source | : | Tribun Bogor |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar