GridPop.ID - Menteri BUMN Erick Thohir rupanya tak main-main mengambil sikap.
Sebelumnya, ia telah mencopot jabatan Direktur Utama (Dirut) Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara karena kasus penyeludupan motor Harley Davidson.
Kali ini, Erick Thohir juga bakal mengejar para petinggi Garuda yang ikut andil dalam kasus kriminal tersebut.
Merujuk artikel dari Antara News, Erick menilai kasus motor Harley Davidson yang diselundupkan melalui pesawat baru Garuda merupakan tindakan kriminal.
"Kalau kasus motor Harley Davidson yang kemarin, mohon maaf, kriminal," ujarnya di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Erick mengatakan konferensi pers yang dilakukan secara bersama-sama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktur Jenderal Bea Cukai serta Komisi XI DPR RI, itu terlihat helas memang kasus Harley yang diduga ilegal tersebut menyalahi tata kelola korporasi yang baik.
"Kemarin Komisi XI DPR RI sudah menyampaikan, misalnya isu laporan keuangan yang sebelumnya dan sunggu melanggar good corporate governance," ujar Erick.
Sebelumnya erick mengungkapkan paparan kronologis yang disampaikan terkait dugaan iedntitas pemilik sesungguhnya motor Harley yang ditengarai selundupan, berdasarkan surat dari Dewan komisaris dan komite audit Garuda yang diterimanya.
Erick menjelaskan bahwa detail informasi menjabarkan bawa AA memberikan instruksi untuk mencari motor klasik Harley tipe Shovelhead pada tahun 2018.
Lalu pembeliannya, lanjut Erick, dilakukan pada bulan April 2019 dan proses transfer dari Jakarta dilakukan ke rekening pribadi Finance Manager Garuda di Amsterdam.
Tak berhenti sampai di situ, Erick juga akan merombak total jajaran direksi PT Garuda Indonesia setelah kasus Harley dan sepeda lipat mewah Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo, seperti yang diberitakan dari Kompas.com.
Tak hanya mencopot Ari Askhara dari kursi direktur utama, sejumlah direksi maskapai pelat merah itu akan diganti jika memang ikut terlibat.
"Kalau memang kotor, ya kita bongkarlah. Ini kan amanah," ujar Erick Thohir seusai peresmian Jalan Tol Kunciran-Serpong di Tangerang Selatan, Jumat (6/12/2019).
"Pak Presiden sudah buat statement yang cukup terbuka bahwa bongkar total manajemen BUMN selama itu tidak benar," kata Erick.
Erick menduga masalah penyeludupan yang dilakukan Ari Askhara melibatkan direksi lain.
Indikasinya terlihat dari keikutsertaan empat direksi dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia yang baru dipesan dari pabrik Airbus di Perancis itu.
Erick kecewa karena apa yang dilakukan Ari Askhara tampak seperti tindakan penyeludupan yang terencana dan sistematis.
"Karena yang sedih ini dilakukan sistemik. Dalam arti dirutnya ada kerja sama ini itu terus, bukan individu," kata Erick.
"Bahkan pesawat saja dipakai yang notabene masih uang negara (fasilitas negara). Masuk ke hanggar, ya itu kan sudah skenario," ujarnya.
Erick mengaku akan melakukan pertemuan dengan para komisaris PT Garuda Indonesia untuk menyelidiki oknum lain yang terlibat.
Dia memastikan tidak akan ragu-ragu merombak manajemen atau jajaran direksi PT Garuda Indonesia jika memang ditemukan indikasi melanggar tata kelola perusahana yang baik.
"Tidak masalah kalau ganti total, kalau memang itikad tidak baik, ya ganti total," ujar Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 ini.
Namun, Erick memastikan akan mengikuti prosedur yang berlaku pada perusahaan terbuka dalam melakukan pendalaman kasus ini.
"Prosesnya karena (perusahaan) terbuka harus seperti itu. Saya tidak mau juga ada pesan yang salah yakni seakan-akan pemerintah mengintervensi atau masuk di segi korporasi, apalagi (perusahaan) yang terbuka," ujarnya. (*)
Source | : | Kompas.com,ANTARA News |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar