2. Bekerja di luar batas
Kebijakan lainnya yang dianggap memberatkan para awak kabin adalah kebijakan Ari tentang jam kerja para awak kabin yang di luar batas.
Jacqueline mencontohkan, ketika melakukan layanan penerbangan Jakarta-Sydney.
"Itu seharusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang-pergi). Itu memberi dampak tidak bagus kepada awak kabin," kata Jacqueline.
Kebijakan ini membuat sejumlah awak kabin mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit.
3. Tak diberi fasilitas penginapan
Pada masa kepemimpinan Ari Askhara, para pramugari juga tak diberi fasilitas penginapan saat melayani penerbangan ke Australia.
Salah satu pramugari, Hersanti, mengungkapkan dirinya baru bertugas di penerbangan Jakarta-Melbourne.
"Delapan belas jam saya harus bekerja buka mata dan lain-lain," ujar Hersanti.
Hersanti mengatakan, peraturan itu berlaku sejak Agustus 2019.
"Kami manusia, bukan robot, sebaiknya kami dilakukan seperti manusia, harus tidur," kata Hersanti.
Source | : | Kompas.com,Tribun Wiki |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar