GridPop.ID - Banyak orang mendambakan memiliki pasangan yang bisa setia dan tetap mesra sampai usia senja.
Kisah itu pula ditunjukkan oleh pasangan kakek nenek yang baru-baru ini viral di media sosial.
Meski usia kakek nenek itu tak lagi muda, mereka tetap menunjukan kasih sayang satu sama lain.
Merujuk artikel dari Kompas.com, salah seorang penumpan kereta lokal yakni Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) merekam video seorang nenek tidur di pangkuan kakek, Senin (9/12/2019).
Dalam video tersebut terlihat nenenk itu tidur di pangkuan suaminya. Posisi tangan sang kakek merangkul nenek yang terlelap.
Video tersebut viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @jelajahsolo.
Pasangan kakek nenek itu adalah Muh Khoiri (75) dan Dawiyah (74), warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Hari itu, saat video direkam, Khoiri dan Dawiyah berangkat dari Solo untuk pulang ke Kutoarjo setelah menyambangi anaknya.
"Bapak dan ibu memang ke Solo hari Minggu (8/12/2019) untuk menjenguk kakak saya. Mereka pulang ke Kutoarjo pada Senin (9/12/2019) pagi menggunakan Prameks," kata Nurul Muhibah (42), anak pasangan Khoiri dan Dawiyah, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/12/2019).
Nurul adalah anak keenam dari delapan bersaudara dari pasangan kakek dan nenek itu.
Menikah selama 57 tahun
Khoiri dan Dawiyah menikah pada tahun 1962. Selama mneikah 57 tahun, mereka memiliki delapan anak, 12 cucu, dan tiga cicit.
Nurul bercerita bahwa ayah dan ibunya selalu terlihat mesra. Bahkan saat berjalan berdua, ayahnya selalu menggandeng tangan ibunya.
Mereka pun tak pernah terpisahkan dan selalu melakukan banyak hal berdua, seperti shalat, makan, serta bepergian.
"Shalat bersama, makan bersama, ke mana-mana berdua. Tak terpisahkan. Bahkan jika simbok sakit, bapak menangis. Begitu pula sebaliknya,” kata Nurul.
Di mata anak-anaknya, Khoiri adalah sosok humoris dan sangat menyayangi keluarganya.
Nurul bercerita, ayahnya pernah memberikan kejutan kepada ibunya dengan mengajak ke pasar dan membelikan jajanan pasar hingga bumbu dapur.
Hal tersebut membuat ibunya sangat bahagia.
"Lalu simbok dibelikan jajan pasar, bumbu-bumbu dapur, apa-apa semuanya dibeli untuk simbok," ujarnya.
Kepada anak-anaknya, sang ayah selalu menekankan kesetiaan dan kerukunan.
"Saya sendiri sangat ingin sekali seperti bapak dan simbok. Bisa rukun sampai tua," ucapnya.
Tanggapan PT KAI
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 11 Desember 2019, Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta EKo Budiyanto mengatakan, pelanggan KA Prameks sangat beragam, mulai dari anak muda, dewasa, hingga orang tua.
Menanggapi video pasangan kakek nenenk yang viral di media sosial itu, Eko mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang merekam dan menyebarkan video tersebut karena telah memiliki sifat peka dan empati.
"Video itu juga menggambarkan bahwa kakek nenek tadi berhasil dalam mengarungi bahtera rumah tangga," kata Eko.
Ia juga menghimbau agar pengguna jaa KA Prameks bisa tetap menjaga etika tata krama dan abad berkereta api, yakni mendahulukan yang tua, ibu hamil, dan difabel.
Bukan hanya itu saja, kemesraan antara kakek dan nenek juga pernah terjadi di daerah Blitar.
Beritakan Tribun Jogja (8/2/2017), sebuah foto yang dibagikan akun Facebook Siti Entik Sukenti menjadi viral di media sosial.
Terlihat, seorang pria dan wanita yang sudah tua, sedang asyik berboncengan menggunakan sepeda, di sebuah jalan di Blitar.
Sepeda yang mereka naiki pun sudah tua karena terdapat karatan di sejumlah bagian. Wanita yang memakai jarit itu nampak memegang tubuh lelaki di depannya agar tidak terjatuh.
"Karena cinta. Panas-panas di siang bolong mbah kakungnya tetep semngat mengayuh sepedah buat boncengin mbah putri. Enggk sengaja lihat di jalanan tadi, di daerah timur Poluhan, Blitar," tulis Siti, Senin (6/2/2017).
Pada Tribunjogja.com, pemilik akun tersebut menuturkan bahwa dirinya hanya memperoleh gambar itu dari netizen lain. Ia membagikannya karena foto itu sangat menyentuh. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar