GridPop.ID - Beberapa wkatu terakhir ini, sebuah video viral di jagat Facebook hingga memicu amarah publik.
Pasalnya, dalam video itu terlihat seorang wanita yang dengan tega menampar seorang bocah SD hingga menangis.
Bahkan, kasus tersebut menyita perhatian anggota DPRD hingga membuat pihak kepolisian pun ikut turun tangan.
Seorang ibu-ibu terekam kamera tega menampar siswi SD yang diduga merupakan teman anaknya sendiri hingga menangis.
Adegan tak pantas itu dilakukan pelaku di depan wali murid lainnya saat penerimaan rapor hingga menimbulkan reaksi ibu-ibu lainnya.
Video aksi tak terpuji ibu-ibu tersebut lantas viral di Facebook dan menuai beragam reaksi dari warganet.
Setelah ditelusuri, peristiwa tersebut diduga dipicu permasalah sepele antara anak pelaku dan korban.
Pihak kepolisian pun telah mengamankan pelaku dan mengungkapkan identitasnya.
Berikut cerita selengkapnya terangkum dalam 5 fakta ibu-ibu menampar bocah SD.
1. Video Viral di Facebook
Video penamparan tersebut pertamakali diunggap oleh akun Facebook bernama Ade Syputra lalu diunggah kembali oleh akun Solata Channel.
Melalui video berdurasi 30 detik tersebut terlihat peristiwa terjadi di sebuah ruang kelas sekolah dasar.
Tampak seorang siswi berkerudung hitam menangis sembari duduk di salah satu bangku di ruang kelas.
Semenatara ibu-ibu berkerudung biru tampak berdiri di depannya sembari mengomel.
Di sela-sela omelannya, ia bahkan sempat menunjuk-nunjuk wajah siswi SD tersebut lalu mendorong wajahnya dengan jari telunjuk.
Aksi tersebut kemudian menimbulkan reaksi wali murid lainnya saat, ibu-ibu berkerudung biru tiba-tiba menampar wajah korban.
Sontak, bocah tersebut langsung menangis histeris sembari menutupi wajahnya.
Seorang wali murid yang merekam kejadian tersebut lantas menegur ibu bersangkutan karena aksinya dinilai berlebihan.
"Ibu, jangan dipukul mukanya, jangan di kasih begitu,"
"Tapi jangan ke mukanya," ucap seorang ibu kembali menasehati.
2. Alasan Pemukulan Sepele
Setelah ditelusuri, rupanya kejadian tersebut terjadi di SD Siapala, Peccerakkang, Kota Makassar.
Video viral tersebut juga lantas diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abdul Azis Hasan.
Pihaknya membenarkan adanya peristiwa tak terpuji yang dilakukan oleh oknum ibu-ibu di SD Siapala, Kota Makassar.
Kejadian itu terjadi saat para orang tua murid hadir ke sekolah dalam rangka penerimaan rapor.
Abdul Aziz juga mengaku akan melakukan penindakan lebih lanjut.
"Saya sudah konfirmasi ke kepala bidang saya yang menangani itu dan kepala sekolah SD Siapala, memang ada kejadian itu,"
"Sudah perintahkan investigasi masalah itu, karena terjadi di dalam sekolah yang dilakukan oleh orang di luar sekolah," kata Abdul dikutip dari Kompas.
"Tadi kan penerimaan rapor,"
"Kita minta semua orang tua datang untuk mendampingi anak-anak mereka untuk menerima rapor. Tapi eh, ternyata ada kejadian itu,"
"Padahal, biasalah anak-anak murid biasa saling ganggu karena teman. Tapi eh, ternyata seorang ibu-ibu itu lalu memukul murid," tambahnya.
3. Berujung Diciduk Polisi, Ternyata Perawat
Menanggapi viralnya kasus ini, pihak kepolisian langsung bertindak cepat.
Kepolisian Sektor (Polsek) Biringkanaya Resort Kota Besar Makassar berhasul menciduk Ibu Rumah Tangga (IRT), yang telah melakukan pemukulan wajah siswi SD tersebut.
Panit Reskrim Polsek Biringkanaya Inspektur Dua (Ipda) Sainal mengungkapkan, terduga pelaku merupakan oknum perawat.
"Pelaku bernama Manting (41), pekerjaan perawat, di Jl Katimbang, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar," kata Ipda Sainal, Minggu (29/12/2019) dikutip dari Tribun Timur.
Sementara korban, berinisial DA (8), warga Komplek BTP Blok AF, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkaya, Makassar.
4. Tak Sepatutnya Terjadi, Terlebih di Depan Umum
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Debbie Purnama menganggap kejadian ini tak selayaknya terjadi sekolah, apalagi menjadi tontonan oleh siswa lain.
"Guru cepat bereaksi atas kejadian ini, sehingga bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk murid sekolah," katanya.
Ia juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk melakukan evaluasi serius atas kejadian ini.
"Tak seharusnya orang tua langsung masuk ke ruang kelas kemudian melakukan kekerasan di muka umum," katanya.
Sehingga, kejadian ini tak terjadi.
"Anak ini butuh penanganan dinas terkait supaya bisa lepas dari traumanya," katanya.
Sementara Rahman Pina menyebut kendati nanti kasus ini diselesaikan secara hukum, juga penting ada pembinaan dari dinas terkait.
"Semoga ini kejadian terakhir dan dinas terkait harus memastikan ini kejadian terakhir," kata mantan anggota DPRD Makassar ini.
(*)
Source | : | Tribun Surabaya |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar