GridPop.ID - Seorang pemuda asal Tegal, Jawa Tengah membagikan kisah hidupnya yang memiliki aalat kelamin gandan.
Kevin terlahir dengan alat kelamin ganda, yakni memiliki ovarium dan testis.
Dilansir dari TribunJabar.id, Kevin menceritakan kisahnya lewat kanal Youtube Gritte Agatha dalam #GritteBukaPraktek.
Kevin mengungkapkan dirinya sudah memiliki dua alat kelamin dari lahir.
"Jadi awalnya itu saya lahir dengan dua benjolan di testis di antara lubang miss v. Jadi lubang miss v di sebelahnya itu ada dua testis," ungkap Kevin.
Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi perempuan yang tomboy. Namun, seiring berjalannya waktu, ia tak mengalami puberitas layaknya perempuan pada umumnya.
Ia sendiri masih bingung dengan jati dirinya sejak kelas 3 SD. Orangtuanya tahu permasalahannya tersebut.
Namun, Kevin bilang, orangtuanya menganggap dirinya perempuan yang tomboy lantaran pemikiran orang desa yang tidak terlalu dipermasalahkan.
"Tapi saya tak berani cek kesehatan dan mulai tahu tahun 2014. Cuma ya dipendam karena saya menjaga perasaan dari keluarga dan orang tua," kata Kevin.
"Ya menyamankan diri. Karena orangtua kan memandangnya cewek saat itu, terus juga tetangga-tetangga dan lingkungan memandang saya itu cewek," ujarnya.
Sederet keanehan yang ia rasakan adalah ia mulai tertarik dengan wanita, gemar berpenampilan bak laki-laki bahkan berkelahi dengan temanya sejak masih duduk di bangsu Sekolah Dasar.
Ia juga mengatakan perubahan dirinya terjadi ketika tumbuh rambut jenggot 1-2 helai pada janggutnya.
"Ada sih karena mulai perubahan sikap ya. Namanya juga manusia tertarik antara satu sama lainnya. Jadi saya tertarik dengan seseorang (cewek)," papar Kevin.
Tepat di usianya yang ke-16, Kevin sadar akan keanehan bahwa jati dirinya adalah seorang laki-laki. Ia memberanikan diri untuk periksa ke dokter.
Dengan biaya Rp 70.000 KEvin melakukan USG namun sang dokter tak mampu menangani kondisi Kevin hingga kahirnya ia dirujuk ke rumah sakit Semarang.
Karena keadaan ekonomi tidak baik dan keluarganya tidak mampu, maka Kevin tidak langsung menuju ke rumah sakit yang ada di Semarang.
Tak menyerah, Kevin akhirnya bisa diperiksa meski ia harus dirujuk ke rumah sakit nasional.
Pada akhirnya, dokter memastikan, Kevin adalah laki-laki dan ia disarankan untuk melakukan operasi kelamin. Hingga kini ia telah menjalani dua kali operasi dari empat operasi yang harus ia lakukan.
Adapun hasil dari tindakan USG menunjukkan, benar terdapat sesuatu yang salah pada tubuh Kevin, ia memiliki kromosom X dan Y.
"Hasilnya sih kromosomnya X sama Y. Kromosom Y kan laki-laki, X sama Y juga milik laki-laki," jelas Kevin
Adapun sekali operasi Kevin harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Namun, ia tertolong karena bantuan dana BPJS.
"Cuma kita harus menyediakan ongkos yang banyak ya karena dokter rekonstruksi kelaminnya juga satu di Jawa Tengah," terang Kevin.
Siti Aisah merupakan nama Kevin sebelum ia dipastikan dokter adalah laki-laki. Ia menambahkan pernah mendapati masalah identitas saat memasuki bandara.
"Di bandara dulu waktu saya lagi kerja di luar Jawa. Saya ke bandara, pas mau check in KTP sama nama kan beda istilahnya ya. Ya udah saya dibawa ke ruangan sama dua petugas cewek, yauda di liat," ujarnya.
Kevin pun akhirnya lolos karena data dirinya sesuai KTP.
Ia mengaku sedih mendapati fisik yang memiliki kelainan inti pada kelaminnya, sehingga ia harus mengumpulkan keluarganya dan mencoba mencurahkan isi hatinya.
"Kakak, adik, bapak, sama ibu, saya ngomong gini, 'Bapak, Ibu, maafin saya kalau suatu saat nanti saya nggak punya keturunan atau nggak bisa nikah.'"
"Ya maafin saya. Bukan kemauan saya, bukan keinginan saya. Keadaan saya bukan dibuat-buat, tapi langsung dari pemberian Tuhan'," kisahnya.
Meski selalu didukung dan diterima oleh keluarga, tapi hingga kini ia masih selalu dipandang perempuan oleh orang lain.
Oleh karenanya ia mengaku kurang nyaman atas sikap yang diterimanya di lingkungan masyarakat.
Adapun Kevin menyampaikan, dokter berpesan kepadanya walaupun dilakukan operasi maka risiko yang akan diterima adalah ketidaksempurnaan hasil operasi.
"Mungkin harus dibantu dengan terapi hormon," kata dia.
Kevin berpesan kepada masyarakat agar selalu terbuka jika memiliki kelainan diri. Selain itu, ia mengimbau kepada orangtua yang mempunyai anak dengan kelainan mirip dirinya maka agar dilakukan pengecekan lebih mendalam sebelum akhirnya dioperasi.
Kasus serupa pun pernah dialami bocah 3 tahun di Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,
Diberitakan Kompas.com, AR (3) memilikididiagnosis mengalami Hipospadia dan kelainan Undescended Testis.
Hipospadia merupakan kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis.
Sedangkan Undescended Testis (UDT) merupakan suatu kondisi di mana testis tidak berada dalam kantung pelir.
Kelainan itu dibawa AR sejak lahir. Saat ini kondisi alat kelamin ganda AR semakin terlihat. Kelamin perempuan lebih berfungsi sebagai saluran kencing.
"Kalau buang air kecil selalu jongkok karena keluarnya lewat organ vital yang punya perempuannya itu, tapi nampak juga organ vital yang laki-lakinya, letak di atasnya,” tutur Ela Hayati (47), bibi AR saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kamis (5/9/2019).
Sejak lahir AR dibesarkan dengan pola asuh laki-laki sehingga sifat dan perilaku layaknya seorang anak lelaki lebih dominan.
Baca Juga: Heboh Lowongan Kerja Bagi 2.400 Karyawan untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung, Ini Syarat-syaratnya
“Anaknya juga selalu bilang ingin jadi laki-laki, saya ini laki-laki, cowok, begitu kalau bicara ke keluarga. Kalau ada yang bilang perempuan dia marah,” ujarnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar