Saat anaknya lahir, Rajo tidak mengetahui siapa ayah dari bayinya.
"Saya mendapatkan lebih banyak perhatian, dan cinta daripada kenbanyakan wanita lain di dunia," kata Rajo membagikan kisahnya dengan bangga.
Pada masa lalu tradisi poliandri sangat luas di India, kemudian seiring perkembangan masyarakat, tradisi ini mulai terkikis.
Namun, tradisi ini masih muncul di beberapa daerah terpencil, etnis minoritas, atau desa miskin.
Seorang wanita biasanya mengambil lebih dari satu suami, dan pria yang dominan di mayarakat.
Dia juga akan menikahi saudara laki-lakinya untuk menjaga tanah keluarga, supaya tidak terbagi ke siapapun.
Para Antropolog percaya bahwa kebiasaan ini berasal dari epos Mahabharatha di India Sansekerta yang terkenal.
Di dalamnya ada Putri Draupadi, putri Raja Pancha yang menikah pada saat yang sama dengan 5 saudara kandung, untuk melestarikan tanah keluarganya.
Saat ini komunitas masyarakat yang melakukan poliandri masih banyak ditemukan di daerah dekat Himalaya atau beberapa bagian di pegunungan Tibet.
Bagi mereka poliandri tidak hanya membantu melestarikan tanah, tetapi solusi bagi pria yang kesulitan menemukan istri.
Saat bayinya lahir mereka tidak bisa mengetahui siapa ayahnya, hampir tidak ada tes DNA untuk menentukan hubungan darah.
Namun, beberapa tahun terakhir bebera orang mulai melakukan tes DNA untuk menyelesaikan perselisihan dan warisan. (*)
Source | : | tribuncirebon.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar