“Kecuali sudah ada gejala, batuk, pilek, demam, bahkan sesak nafas, itu perlu tes swab."
“Tapi kalau belum ada gejala sebagaimana masyarakat yang kontak erat dengan pasien gaada gejala, ODP, kan gak perlu swab, yang di swab adalah yang ada di rumah sakit, yang ada gejalanya, yang dia sesak nafas, batuk, jangan sampai sia-sia," katanya, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Sebelumnya, Musyafak mengatakan, bajwa hasil rapid test 300 siswa tersebut tak menjamin mereka positif terjangkit virus corona.
“Dari rapid test ini, hasilnya 300 siswa positif, tapi rapid test, bukan Covid-19. Ini yang harus diluruskan, karena rapid test hanya memeriksa antibody, antibody saja tidak spesifik Covid-19,” katanya.
Lebih lanjut, masyarakat sekitar Setukpa Sukabumi diminta tak khawatir dengan kondisi tersebut.
Terlebih, mengingat luas lahan Setukpa yang mencapai 40 hektare.
300 siswa tersebut diisolasi di dalam Setukpa dengan kegiatan olahraga ringan serta berjemur.
Mereka kemudian akan kembali ke ruang karantina selayaknya ODP.
Musyafak menjamin, masyarakat sekitar tak akan terpapar. (*)
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar