GridPop.ID - Berperang melawan virus corona adalah sebuah kewajiban bagi seluruh negara di dunia saat ini.
Setiap negara di dunia telah berupaya lakukan yan terbaik untuk mencegah ataupun membebaskan negaranya dari virus mematikan ini.
Salah satunya adalah negara Korea Utara.
Kini pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un nampaknya hendak melakukan hal yang sama dengan Nazi Jerman dengan menetapkan 'Konsekuensi Akhir' bagi siapapun di negaranya yang kena virus corona.
Walau banyak yang meragukan bahwa negara pimpinan Kim Jong Un itu masih 'bebas' virus corona, nyatanya Korea Utara tak goyah.
Korea Utara tetap mengklaim bebas dari Covid-19.
Alasannya karena mereka telah berhasil melakukan pencegahan penyebaran penyakit ini secara dramatis.
Klaim tersebut dibuktikan dengan laporan hasil tes yang ditunjukkan setiap minggu.
Dilaporkan bahwa semua orang yang menjalani tes hasilnya negatif.
Apakah benar fakta bahwa Korea Utara 'bersih' dari virus corona?
Benar atau tidaknya, pemerintah Korea Utara memang telah melakukan banyak hal demi mengurangi terinfeksi virus corona.
Sebab Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah memperingatkan pejabat tingginya bakal ada "konsekuensi serius" jika virus corona sudah menginfeksi negaranya.
Pernyataan itu Kim sampaikan dalam pertemuan Partai Buruh Korea, demikian laporan yang disampaikan kantor berita Korut (KCNA).
Dalam pertemuan itu, Kim Jong Un menekankan, pencegahan virus corona adalah "masalah krusial dalam negeri" yang membutuhkan kedisiplinan tinggi.
"Jika sampai virus itu masuk dan menjangkiti Korea Utara secara tidak tekendali, bakal ada konsekuensi serius," jelas Kim, dikutip dari AFP pada Sabtu (29/2/2020).
Dua petinggi senior, wakil ketua partai Ri Man Gun dan Pak Thae Dok, dipecat dan unit partainya dibubarkan karena terindikasi korupsi.
Dalam laporan yang beredar, mereka terindikasi terlibat penyuapan yang berkaitan dengan upaya untuk memerangi epidemik tersebut.
Kim menyatakan, dirinya tidak ingin sampai ada laporan warganya terinfeksi virus, dan memerintahkan jajarannya menutup segala peluang bagi penyakit itu masuk.
Pyongyang hingga saat ini masih belum melaporkan satu pun kasus virus yang sudah membunuh lebih dari 2.800 orang dan menginfeksi 84.000 lainnya.
Segala kebijakan diterapkan untuk menangkal Covid-19, nama resmi penyakitnya, di antaranya melarang turis asing hingga meliburkan tahun ajaran baru sekolah.
Pemerintah memasang pengeras suara yang selalu mengumandangkan bagaimana hidup secara higienis, di mana media pemerintah meminta "kepatuhan absolut" dari warganya.
Para diplomat negara sahabat menuturkan, kebijakan ini "sangat tak terduga", setelah mereka dikunci di dalam kediaman resmi masing-masing.
Diketahui sebelumnya seorang yang diduga positif virus corona ditembak mati karena kabur dari karantina.
(*)
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar