Kelebihan pasien dan kurangnya tenaga medis serta fasilitas lainnya membuat rumah sakit mulai menolak pasien-pasien baru.
Pada 19 Februari 2020, jumlah kematian akibat virus ini telah melewati angka 2.000 orang.
"Virusnya sangat cepat. Pada awalnya, semua terasa di luar kendali. Kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang dokter yang merawat pasien virus corona di rumah sakit pusat Wuhan.
Kembali normal
Setelah menjalani lockdown selama lebih dari dua bulan, kini Wuhan secara perlahan kembali normal.
Kawasan sekitar mendirikan bendera dan tanda-tanda yang menyatakan mereka bebas dari virus.
Mobil-mobil mulai memenuhi jalan lagi ketika orang-orang kembali bekerja. Namun, pengingat tentang epidemi ini masih tetap ada.
Deretan pagar logam tinggi mengelilingi pasar makanan laut Huanan yang masih tertutup dan bekas pintu masuknya dijaga oleh keamanan.
Tidak semua orang dengan mudah melupakan apa yang terjadi pada mereka.
"Mereka mengatakan untuk tetap tinggal. Saya tinggal. Mereka mengatakan semua baik-baik saja. Saya percaya. Aku ingin tahu mengapa ini terjadi? Siapa yang menyuruh mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang," kata Han.
"Aku akan mengingat ini selama sisa hidupku, aku mengerti sekarang bahwa kita tidak penting," kata dia.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar