Psikolog sosial Dr David Canter mengatakan: "Tidak seorang pun boleh diberi label transgender sebelum pubertas. Jika anak itu tidak bahagia maka alasannya harus dicari tahu tanpa memberikan label,"
Tapi Jeneen menegaskan akan salah jika membiarkan Luna hidup dalam kebohongan.
Pada 2016 Jeneen membawa Luna ke Liverpool Pride, di mana Mermaids memiliki sebuah kios.
Mereka bertemu keluarga dengan seorang anak trans setahun lebih tua dari Luna.
“Dia mulai mengenakan pakaian anak perempuan dan tampak sangat bahagia. Saya bertanya kepada Luna apakah dia menginginkan pakaian gadis biasa, bukan gaun putri, dan dia sangat bersemangat."
Jadi dia membawa Luna ke Primark di mana mereka membeli tiga gaun, celana jins merah muda dan beberapa bobbles.
"Melihatnya berputar-putar di ruang ganti dengan pakaian barunya sangat melegakan hati, seperti dia dibebaskan," kata Jeneen.
Ketika sampai dirumah, Luna mengosongkan pakaian anak laki-laki dan mengenakan gaun barunya dengan bangga.
Beberapa hari kemudian Jeneen memberi tahu ibunya bahwa Luna akan mengenakan pakaian anak perempuan.
Lalu muncul masalah nama.
Setelah bernama Alice selama seminggu, akhirnya a berubah menjadi Luna.
Seketika, Jeneen bergabung dengan komunitas trans dan LGBT, petugas kriminal kebencian dan bahkan anggota parlemennya untuk mendapatkan dukungan.
"Ketika saya melihat dan mendengar bagaimana Luna telah menerima dirinya yang otentik, betapa bahagianya, cerdas dan lucunya dia, itu membuat saya sangat bangga. Anak-anak perlu menjadi diri mereka sendiri untuk berkembang, bukan apa yang orang lain inginkan,"
(*)
Source | : | Wiken Grid |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar