GridPop.ID - Baru-baru ini sebuah video penculikan seorang pembantu mendadak viral di jagat maya.
Bagaimana tidak, video itu tampak begitu mengerikan lantaran memperlihatkan seorang wanita yang bersimbah darah.
Usut punya usut, rupanya video penculikan itu hanyalah akal-akalan sang pembantu sendiri.
Ia berhasil membohongi publik dengan video rekayasa penculikan yang diotakinya.
Diketahui, wanita bernama Romiati Wulan Sari (25) sengaja membuat video itu untuk dikirimkan kepada sang majikan Kgs M Hadi Nugraha (32).
Romiati dibantu 2 pelaku lain yang masih pelajar membuat rekayasa penculikan tersebut dan meminta tebusan kepada sang majikan.
Bukan hanya demi uang, rupanya motif Romiati melakukan tindak kriminal itu membuat publik terheran-heran.
Nantinya, Romiati akan menggunakan uang tersebut untuk membeli ponsel keluaran teranyar yakni iPhone 11.
"Uang saya tidak cukup untuk beli handphone. Rencananya mau beli iPhone 11 jadi buat rencana begitu," kata Romiati saat diamankan di Polda Sumsel, Kamis (16/4/2020).
Tahu Romiati melakukan hal tersebut, sang majikan, Hadi mengaku terkejut.
Selama empat bulan bekerja di rumahnya, Romiati tak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan.
Ia juga mengungkap perilaku pelaku selama bekerja di rumahnya yang dikenal sebagai pekerja yang rajin.
"Anaknya rajin tak pernah neko-neko selama di rumah. Kami terkejut dia senekat ini," kata Hadi di Polsa Sumsel.
Sebelum kejadian, Hadi mengingat Romiati sempat mengeluh soal keuangan.
Keluarganya yang berada di Kabupaten Banyuasin banyak terkena PHK akibat dampak dari corona.
Bahkan, Wulan pun meminta Hadi untuk mengirim uang kepada keluarganya sebesar Rp 1,5 juta.
"Uang itu dia minta untuk membantu ibu dan kakaknya karena banyak kena PHK karena corona. Saya langsung kirimkan uangnya ke rekening keluarganya," ujar Hadi.
Namun, pada Selasa (14/4/2020) kemarin, Hadi sempat dibuat terkejut saat mendapatkan pesan dari nomor korban.
Pesan itu berisi gambar Wulan dalam kondisi terikat dan hendak digantung oleh penculik yang ternyata rekayasa.
"Bahkan saya tak curiga kalau itu adalah rekayasa, saya juga sempat kirimkan uang Rp 700.000. Karena penculiknya waktu itu minta DP dulu," jelasnya.
Setelah uang ditransfer, Hadi langsung menghubungi pihak kepolisian untuk melaporkan kejadian tersebut.
Setelah satu hari penyelidikan, tiga pelaku pun akhirnya ditangkap saat berada di kawasan Perumahan Mutiara, Jalan Padat Karya, Kelurahan Talang Jambe, Kecamatan Sukarame, Palembang.
Termasuk diantaranya Romiati yang tampil sebagai korban dalam video penculikan itu.
Tak lama setelah penangkapan Romiati, beredar video pengakuannya di media sosial.
Pengakuannya itu terlihat dalam unggahan video di akun Instagram @ladas_kamboja.
Dalam video itu, Romiati terlihat tak menunjukkan rasa bersalahnya.
Bahkan, dia pun blak-blakan mengaku dirinya tak menyesali perbuatan yang telah dia lakukan.
"Enggak (menyesal). Saya Juga nggak tahu kenapa saya enggak ada sedih apapun," ujar Romiati.
Bukan hanya penyesalan yang tidak dimilikinya, wanita berusia 25 tahun itu juga disebut-sebut tidak memiliki motif yang jelas.
Romiati malah mengaku bahwa dirinya nekat melakukan tindakan tak bermoral itu hanya itu kesenangannya semata.
"Sebenarnya saya juga enggak tahu apa tujuan saya disini. Saya cuma seneng seneng, suka suka aja bikin yang pura-pura kaya digantung," jelasnya.
Tak berhenti disitu, Romiati kembali pengejutkan publik dengan pengakuannya.
Bagaimana tidak, dengan tanpa ekspresi Romiati santai mengaku bahwa dirinya memang menyukai berbohong.
"Saya itu dari kecil suka sekali berbohong. Saya sudah berusaha jujur tapi yang saya katakan itu bohong," akunya santai.
"Orang tua saya sering banget saya buat pusing. Kalau ndak percaya tanya aja sama pacar saya. Saya sering banget buat keribetan di rumah saya," tambahnya Romiati menyakinkan.
Pengakuan Romiati yang mengejutkan itu sontak membuat netizen di jagat maya geger.
Beberapa warganet pun bahkan memaki dan menghujat Romiati atas tindakannya tak tak bermoral tersebut.
Lihat postingan ini di Instagram
(*)
Source | : | Instagram,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar