"Mengeluarkan air mata, saya usap, matanya masih melek-melek, sudah ada feeling bentar lagi," ujarnya.
Ia pun keluar dari kamar almarhum da kemudian melihat dari kejauhan.
"Yang napas di perut, ibu kok tidak napas di dada, biasanya kan naik turun naik turun, saya hampiri ternyata nafasnya di perut itu pelan sekali," kata Wulanti.
"Nafasnya pelan semakin pelan terus saya lihat ibu saya sudah tidak ada, matanya sudah rapat sekali," tambahnya.
Wulanti pun tak bisa menahan kesedihannya.
Tatkala mengetahui sang ibunda pergi untuk selama-lamanya.
"Saya terus nangis, teriak-teriak," ujarnya.
Keluarga pun langsung memanggil dokter untuk memastikan kondisi almarhum.
"Setelah dicek ternyata benar ibu sudah tidak ada kurang lebih pukul 14.00 WIB," ucap Wulanti.
Source | : | TribunSolo |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar