GridPop.ID - Penyebaran virus Covid-19 kian mengganas di Tanah Air.
Sebuah kasus baru dialamioleh pasien PDP Coivd-19 di Kecamatan Sawan, Buleleng.
Kondisi pasien tersebut berubah-ubah setelah melakukan 10 kali tes swab.
Melihat kondisi ini, Dinkes Buleleng pun akhirnya meminta tolong pada pihak WHO.
Mengutip Kompas.com, terhitung sejak Minggu (19/4/2020) kemarin, kasus positif virus Corona di Bali mencapai angka 135 kasus
Sedangkan jumlah kematian yang disebabkan oleh infeksi Covid-19 tercatat sebanyak 3 orang.
Sebagi langkah pemetaan kasus positif Corona, tes swab atau tes PCR adalah salah satu hal yang gencar dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan di Bali.
Dan selama ini memang tes swab dianggap sebagai salah satu cara paling valid untuk menentukan seorang pasien terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Namun apa jadinya, bila tes swab yang dianggap sebagai satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi infeksi virus malah menunjukkan hasil yang tidak valid?
Ya, belum lama ini seorang pasien PDP di Bali memiliki hasil tes swab yang selalu berubah-ubah.
Mengutip Kompas.com dan Tribun Mataram, pasien tersebut adalah salah satu PDP yang tengah diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penangangan (GTPP) Covid-19 di Buleleng, Gede Suyasa.
Berdasarkan keterangan dari Gede Suyasa, pasien PDP ini telah menjalani tes swab sebanyak 10 kali.
Namun hasil tes selalu berubah-ubah, dari negatif ke positif lalu negatif lagi.
Tidak sekali pun hasil tes menunjukkan negatif secara beruntun sebanyak 2 kali.
Bahkan ketika di tes untuk terakhir kalinya pada Sabtu (18/4/2020) hasil menunjukkan positif terinfeksi hingga pasien belum bisa dinyatakan sembuh.
Hasil tes swab yang terus berubah-ubah ini lantas membuat Dinkes Buleleng kebingungan.
"Dan ini memang cukup membingungkan karena ada satu pasien yang menghadapi hasil swab berubah-ubah.
Dari positif beberapa kali jadi negatif, habis itu positif lagi beberapa kali jadi negatif, dan sekarang kita berharap negatif ternyata positif," ungkap Gede Suyasa seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Agar tak menimbulkan kerancuan, pihak Dinkes Buleleng akhirnya melaporkan hal ini kepada perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang ada di Jakarta.
Dalam laporannya, pihak Dinkes Buleleng meminta tolong WHO untuk menganalisis penyebabnya.
"Ini sedang dikaji dan sudah dilaporkan kepada WHO lewat kontak telepon dari Jakarta dengan Kadiskes langsung," lanjut Gede Suyasa.
Harapannya, bila penyebab sudah diketahui, akan ada penanganan khusus terhadap pasien tersebut.
Sebab, meski sudah diisolasi selama 1 bulan, hasil tes terus menunjukkan perubahan. (*)
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar